Mohon tunggu...
Billy Antoro
Billy Antoro Mohon Tunggu... -

Senang pada hal-hal baru dan menuliskannya di media.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rumah Dunia, Bangun Karakter Melalui Seni dan Sastra

7 Maret 2011   07:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:00 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bagaimana Gol A Gong mendirikan Rumah Dunia untuk membangun generasi bangsa yang berkarakter.

Cuaca di sekitar Rumah Dunia pada Ahad siang 13 Februari 2011 begitu panas. Mentari menggantung tepat di tengah langit. Tak ada tanda-tanda hujan akan turun.

Sejak awal berdiri pada Maret 2002, Rumah Dunia yang beralamat di Kompleks Hegar Alam No. 40 Ciloang, Serang, Banten,  identik dengan buku, perpustakaan, dan aktivitas baca-tulis. Dan, siang itu, dari pinggir jalan di Kampung Ciloang, Serang, Banten, tampak beberapa kendaraan ‘aneh’ terpaku ditempatnya.

Di pinggir sebelah kanan pintu masuk, sebuah bajaj berdiri gagah. Di badan kendaraan beroda tiga asal India itu terlukis dua anak sedang membaca buku. Dekat lapangan sepak bola teronggok badan kendaraan bertulis ‘Mobile Library’. Ada pula ‘Perpustakaan Motor’ dekat situ.

Yang mencolok adalah kumpulan buku dan majalah yang terserak begitu saja di atas rak buku yang ternaungi tenda hitam. Barangkali anak-anak kampung telah menikmati aneka bacaan itu dan ‘lupa’ membereskannya.

Sebuah rumah beratap rumbia dengan dinding penuh tempelan lukisan anak-anak tak kalah mencoloknya. Plang di bagian atas rumah itu tertera ‘Balai Belajar Bersama Rumah Dunia’.

Di depan rumah itu terbentang lapangan berlantai ubin hitam, agak luas, dilengkapi dipan panjang dari jalinan batang bambu. Inilah Teater Terbuka yang digunakan pegiat seni Rumah Dunia untuk unjuk kemampuan. Semuanya berada dalam kawasan Taman Budaya Rumah Dunia, sebuah areal seluas 3.000 m2 yang letaknya di luar kompleks Rumah Dunia—letak keduanya berdekatan.

Pembebasan lahan
Pengadaan Taman Budaya Rumah Dunia (TBRD) melalui pembebasan tanah melibatkan banyak orang. Rumah Dunia membuka diri bagi donatur yang ingin turut menyumbang. Pengumuman salah satunya disiarkan lewat situs jejaring sosial Facebook. Kini tinggal tanah seluas 1.800 m2 yang hendak dibebaskan.

Pendiri Rumah Dunia Gol A Gong berharap tanah tersebut bisa dibebaskan sebelum akhir tahun ini. Sebab, ke depan, TBRD akan menjadi row model, proyek percontohan, bagi pusat budaya dan taman bacaan di nusantara. “Kalau kita bersatu padu membebaskan ini, saya berani menjadi duta untuk membebaskan tanah di tempat lain,” kata Ketua Umum Forum Taman Bacaan Masyarakat ini.

Harga per meter tanah tersebut Rp 200 ribu. Total harga Rp 370 jutaan. Pembayaran dilakukan secara bertahap. Uang muka yang sudah dibayarkan Rp 74.800.000. Pembayaran tahap kedua pada Juli mendatang Rp 149 juta. Pembayaran berikutnya pada Desember Rp 149 juta. Dana baru terkumpul Rp 26 juta. “Saya selalu optimis kalau ada jalan, tapi jalannya yang mana nih,” ujar Gong di kedai depan TBRD.

Pendidikan karakter
Gong yakin ‘revolusi’ dimulai dari kampung. “Karena Indonesia hanya bisa diselamatkan dari kampung,” tegasnya. Orang-orang kampung ke kota (urbanisasi) lantaran masyarakat kota melakukan ‘provokasi’; fasilitas umum serba wah, pusat perbelanjaan menjamur, tempat hiburan di mana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun