Mohon tunggu...
Nabilah Hasan
Nabilah Hasan Mohon Tunggu... Lainnya - Ingin lebih banyak membahas tentang dunia pendidikan

Seorang pekerja swata, memliki minat yang tinggi terhadap dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelajaran Pertama tentang Cinta

10 Oktober 2018   16:54 Diperbarui: 16 Oktober 2018   11:00 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya sedang duduk di teras rumah sambil menikmati serutan es sirup hari ini. Cuasa panas sekali saya duduk dan menyalakan mp3 player di smartphone, angin berhembus sepoi-sepoi menghibur saat udara musim panas mencoba mengalahkan saya. 

Tiba-tiba saya teringat kenangan masa lecil saat cuaca panas seperti ini kami (saya dan teman-teman) berlarian bermain bola sabun saat itu bagi saya hidup seperti di film kartun jepang, bangung tidur, sekolah, bermain, pulang, tidur lagi. Setiap hari ditutup dengan cerita luar biasa tentang hari ini, saat bel pulang sekolah berbunyi rasanya inhin segera pulang menghampiri mama untuk berbagi cerita hebat hari ini. 

Memang kadang hidup anak SD saat itu tidak selalu bahagia, kadang saya pulang menangis karena dikerjain teman-teman atau karena hari ini nilai ulangan saya jelek, tetapi mama selalu menjadi super hero nomor 1 yang siap menghibur dengan segala cerita kerennya. Saya selalu menghabiskan waktu bermain dengan teman-teman sampai bosan, tetapi dengan mama dunia dalam pikiran kecil saya terasa tidak ada batasnya. 

Jika anak-anak sekarang sudah mengenal google untuk mendapat jawaban apapun atas pertanyaannya dan dengan mudah menggunakan ok google, maka mama adalah google buat saya pada masa itu. Ia selalu bisa menjawab pertanyaan saya yang kadang tidak masuk akal tapi nyata. 

Mama membuat musim panas selalu berkesan ia tidak pernah kehabisan cerita. Kadang saya malas keluar bermain dengan teman, namun mama membuat setiap hari tanpa rasa bosan. Ia bisa jadi guru, koki, dokter, pendongeng, penyanyi, bahkan ia pandai bermain nintendo. 

Saat ini sudah 20 tahun berlalu, kadang kesibukan membuat saya pulang dalam keadaan lelah dan sensitif. Mungkin saya sendiri tidak sadar perubahan dalam hidup saya berlangsung dalam sekejap mata. Tetapi mama selalu maklum dan tertawa, ia tetap menjadi mama seperti 20 tahun yang lalu, periang dan tidak kehabisan cerita. 

Mama adalah manusia pertama dalam hidup saya yang mengajarkan tentang cinta. Ia mengajarkan saya bahwa hidup kadang tak semulus yang kita inginkan, tetapi nikmatilah segalanya dengan banyak memberi kebaikan yang pernah kau harap untuk kembali. Iya..seperti musim panas yang panjang ini, jika dirasakan panasnya maka hanya lelah yang didapat, bersyukur atas angin sepoi-sepoi yang datang menyejukkan seperti mama yang menyejukkan panas hidup saya yang terkadang menghampiri. 

Mama adalah wujud cinta dan sabar yang pernah saya lihat secara langsung. Semua perasaan indah yang ada di dunia terlukiskan dari setiap senyuman mama. 

Saya mungkin dalam berlaku sering menjadi hujan badai yang membuat mama sedih, tetapi ia selalu menjadi pelangi yang membawa keindahan.

Jika saya menangis karena gagal dalam wawancara kerja, maka mama datang menghibur hati dengan kisah lucu yang membuat saya lupa dengan gagal yang menyiksa.

Dan, semakin saya mengingat lagi, semakin rindu ingin kembali pulang ke masa kecil. Ma, apakah saya tumbuh terlalu cepat?.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun