Mohon tunggu...
Nabilah Hasan
Nabilah Hasan Mohon Tunggu... Lainnya - Ingin lebih banyak membahas tentang dunia pendidikan

Seorang pekerja swata, memliki minat yang tinggi terhadap dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Penggunaan Sosial Media sebagai Wadah Berbagi Informasi

15 Oktober 2017   20:23 Diperbarui: 15 Oktober 2017   20:33 8491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sosial media saat ini telah menjadi bagian dari gaya hidup. Masyarakat memanfaatkan sosial media sebagai sara untuk berbagi tentang segala hal mengenai keseharian mereka, ataupun momen-momen penting dalam hidup mereka agar dapat berbagi dengan khlayak ramai. Tidak hanya itu, sosial media juga dapat berfungsi sebagai media untuk berbagi berita dan ilmu pengetahuan sehingga dapat menambah khazanah informasi bagi para netizen. 

Sosial media juga menjadi wadah bagi komunitas yang memiliki bakat dan minat yang sama untuk saling mengenal dan berbagi ilmu. Keberadaan sosial media seperti facebook, twitter, path, instagram, dan sebagainya telah membantu memperkecil jarak yang memisahkan orang tua dan anak, sorang pemuda dengan kekasihnya, dan memperkecil jarak untuk belajar.

Secara umum di Indonesia sendiri jumlah pengguna internet bertambah setiap tahunnya, dilansir dari databoks.katadata.co.id pengguna internet di Indonesia tumbuh 51%  hanya dalam waktu satu tahun dibandingkan dengan negara lain seperti Meksiko, Filipina, India, dan Thailand. 

Lantas, bagaimana dengan pengguna sosial media?. pada tahun 2014 populasi masyarakat internet atau netizen yang menggunakan sosial media di Indonesia mencapai 83,7 orang (Sumber : kompas.com 2014). Bayangkan pada tahun 2017 berapa pertambahan pengguna sosial media di Indonesia? Mungkin sudah tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun 2014. Pengguna sosial media di Indonesia pasti akan bertambah seiring dengan murahnya harga gadget yang makin mudah diperoleh dan layanan internet tak berbayar (wifi area) yang semakin luas.

Saya secara pribadi juga bagian dari netizen yang memanfaatkan layanan sosial media sebagai sara untuk berbagi dan berkomunikasi dengan teman maupun kerabat. Saya menggunakan sosial media pertama kali sekitar tahun 2007 saat facebook sedang digandrungi remaja dikelas saya ketika itu. 

Kira-kira 10 tahun sebagai pengguna sosial media saya melihat perkembangan yang luar biasa, saat ini kita mampu menyaksikan apa yang terjadi di belahan bumi lain secara langsung melalui sosial media. Selain itu sesuatu yang kita share juga dapat menjadi bahan pembicaraan secara luas yang sering disebut viral.

Berbicara tentang viral, dua tahun belakangan saya merasakan tendensi warganet untuk berbagi segala bentuk informasi yang di-viral-kan. Seperti contoh di instagram, ada seorang kakek yang berjualan buah dipinggir jalan suatu kota besar di Indonesia. Kemudian foto sang kakek dibagikan melalui instagram dengan caption minta tolong bagi yang berada disekitar pinggir jalan tersebut untuk membantu sang kakek, alhasil dalam waktu singkat masyarkat yang membaca postingan tersebut bergerak membantu. 

Lain lagi dengan aksi pengumpulan koin beebrapa waktu lalu untuk membantu pengobatan seorang anak, berita tersebut juga tersebar melalui sosial media sehingga masyarakat secara luas terdorong hatinya untuk bergerak dan membantu.

Akan tetapi terdapat orang lain yang menggunakan sosial media secara tidak bijaksana, maksudnya?. ya, contoh kecil ketika kita membagikan suatu postingan tertentu tapa membaca dan mencari sumber asal - usul postingan tersebut, alih-alih membagikan suatu informasi yang ada justru kita telah berpartisipasi dalam menyebarkan berita palsu atau bahasa lainnya hoax. 

Ah, mungkin ini hanya asumsi saya saja ya?, tunggu dulu, hal ini tentu ada dasarnya pada tahun 2016 kementrian komunikasi dan informatika (KOMINFO) menyebutkan terdapat 800 situs yang terindikasi menjadi penyebar berita palsu alias hoax (cnn indonesia, 2016). Nah, bisa dibayangkan sudah ada berapa ribu berita palsu yang tersebar, mungkin beberapa diantaranya pernah kita lihat atau malah kita pernah membagikan.

Nah, keteledoran karena kurang hati-hati dalam membaca dan membagikan berita tersebut dapat menyebabkan masalah yang bisa merugikan banyak pihak jika kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Saran saya sebaiknya bacalah suatu berita atau informasi secara teliti dan pahami maksud dari penulis berita atau informasi tersebut. Sebaikanya baca lebih dari satu sumber untuk mencari benang merah dari informasi tersebut. Jika kita sudah yakin, barulah kita dapat mebagikan informasi tersebut kepda teman maupun sanak saudara kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun