Mohon tunggu...
Big Forever
Big Forever Mohon Tunggu... -

Bekerja di industri jasa keuangan, hobi membaca buku otobiografi orang sukses dan terkenal serta mengamati perkembangan ilmu manajemen. Hidup mengalir seperti air.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa ini Selalu Terjadi ?

3 Juli 2016   01:23 Diperbarui: 3 Juli 2016   02:07 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak terasa hari puasa Ramadhan telah menginjak hari ke selikuran yang konon katanya akan datang malam yang ditunggu-tunggu yaitu malam Lailatul Qadar dimana bagi yang menjumpai malam Lailatul Qadar itu maka diampuni segala dosa-dosanya masa lampau. Shalat taraweh di masjid-masjid mengalami kemajuan yang pesat pada hari setelah menginjak hari ke selikuran yaitu shaf sholatnya maju ke depan yang konon ceriteranya banyak shaf yang sudah pindah ke mall atau jalan raya.

Dari pemberitaan di media massa diketahui banyak bank bahkan Bank Indonesia menyediakan uang tunai sampai trilyunan rupiah untuk memungkinkan warga merayakan hari kemenangan di akhir bulan ramadhan nanti.  Belum nanti yang pergi ke mall tentunya lebih praktis untuk menggesek uang plastiknya dari pada membayar tunai sehingga kemampuan untuk membelanjakan uangnya bisa naik berlipat-lipat. Apalagi hujan diskon melanda mall-mall yang makin menambah daya tarik untuk makin menggesek uang plastiknya tidak peduli apakah nanti bulan depan saat menerima penagihan uang plastik ada dananya untuk membayar seluruh tagihan atau sebagian tagihannya. Untuk sementara lupa akan adanya telepon dari penerbit uang plastik yang kadangkala nada teleponnya sangat kasar dan tidak sopan hanya sekedar mengingatkan kalau ada kewajiban untuk membayar tagihan uang plastiknya itu.

Begitu pula kondisi di jalan raya yang berubah menjadi tempat parkir yang terpanjang di dunia dan mungkin kalau boleh masuk MURI yang mungkin setiap tahun akan selalu memecahkan rekor MURI. Walaupun demikian dorongan untuk selalu ikut berpartisipasi dalam memecahkan rekor MURI tidak akan surut. Waktu tempuh antar kota yang pada hari biasa hanya memerlukan waktu sekitar 5 jam maka pada puncaknya akan memerlukan waktu tempuh bisa 3 kali lipat yaitu menjadi 15 jam perjalanan. Tidak kalah dari waktu yang diperlukan untuk mudik dari Luar Negeri yang menggunakan pesawat terbang.

Dari 2 fenomena tersebut diatas apakah dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan kesejahteraan warga apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya ? Ataukah dapat dikatakan bahwa Pemerintah telah gagal dalam mengantisipasi ritual warga yang terjadi setiap tahunnya ? Dengan membandingkan 2 aktivitas warga tersebut dimana yang ke mall dimanjakan oleh fasilitas yang serba bersih, aman, nyaman dan sejuk maka apakah tidak mungkin yang aktivitas di jalan raya juga diberikan pelayanan yang sebanding dengan yang diberikan oleh mall - mall mengingat bahwa warga telah dibebani dengan segala pungutan pajak dan retribusi dalam setiap aktivitasnya.

Untuk dapat mengukur apakah ada kemajuan dari pelayanan publik pada setiap hari merayakan kemenangan maka sebaiknya diperkenalkan key performance indicators (KPI) bagi setiap instansi dan badan usaha yang terlibat dalam pelayanan publik tersebut. KPI ini ada yang menjadi KPI bersama yaitu misalkan jarak tempuh jakarta - Surabaya melalui darat harus bisa ditempuh dalam waktu 10 jam dengan kecelakaan berlalu lintas nihil. Bobot dari KPI bersama ini misalkan 40 % . Sedangkan untuk masing-masing instansi dan badan usaha yang terlibat bisa dibuat KPI yang disesuaikan dengan kegiatan yang spesifik dari instansi dan badan usaha tersebut dalam menunjang tercapainya KPI bersama yang telah ditetapkan. Bobot dari KPI penunjang ini bisa ditetapkan sebesar 60%. Dengan demikian total dari bobot KPI tersebut adalah 100%. KPI ini dapat dipakai sebagai dasar untuk mengajukan anggaran operasional setiap tahunnya dan hasil realisasi dari KPI ini dapat dipakai sebagai dasar menentukan besarnya renumerasi atas instansi dan badan usaha yang terlibat dalam penyelenggaraan ritual warga setiap tahun ini.

Dengan adanya KPI ini maka dapat diketahui apakah setiap tahunnya itu mengalami kemajuan atau kemunduran dalam pelayanan publik dalam merayakan hari kemenangan warganya. Jadi bisa nanti disebutkan bahwa tidak akan dijumpai perihal yang sama untuk tahun - tahun berikutnya.  Dengan demikian maka pertanyaan seperti judul diatas tidak relevan lagi diajukan untuk tahun - tahun mendatang.....

Salam perubahan untuk kehidupan yang lebih baik.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun