Mohon tunggu...
Rina Pebriana
Rina Pebriana Mohon Tunggu... Buruh - Sang Buruh Aksara

Bidadari Alai Timur, "Kutemukan keindahan terhakiki dari rangkaian aksara. Cantiknya huruf membuai rasa bahagia, aku jatuh cinta."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Dia

1 September 2019   20:19 Diperbarui: 1 September 2019   20:20 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: clipart-library.com

Payah sekali aku harus terlupa sesuatu ketika sudah siap berangkat di atas motor begini. Padahal tanpa benda ini apalah aku. Bagaimana bisa aku pulang ke rumah kalau seperti ini? 

Teringat terakhir kali tadi aku berada di ruang perpustakaan sekolah. Astaga mana semua guru sudah pulang pula, dan ini hari Sabtu. Murid penghuni asrama sudah pulang semua ke kampung mereka di wilayah atas sana.

Jam di tanganku baru menunjukkan pukul 14.00 WITA. Namun, hari tampak menggelap. Sepertinya akan turun hujan. Ah, mengapa mereka tidak memanggilku untuk pulang sama-sama? Ataukah aku yang tidak mendengar karena keasyikan mencari bahan untuk PTK-ku? Akhirnya kuputuskan kembali ke perpustakaan. 

Kulihat pintu perpus tertutup tapi belum bergembok. Lamat-lamat kudengar suara-suara gaduh dari dalam. Mungkin Paman Sekolah berada di dalam sedang membersihkan sesuatu, tapi mengapa pintunya ditutup ya?

Kuketuk pintu tiga kali. Seketika senyap. Nampaknya beliau menghentikan aktivitasnya. Langsung saja kubuka pintu dan ... ternyata kosong. Aku satu-satunya makhluk bernyawa di ruangan ini. Tubuhku meregang. Tengkukku bergidik. Dingin genggaman tanganku. Ingin kuberlari segera. Namun, kakiku seolah dilem oleh lantai.

Kuputar tubuhku berbalik menghadap pintu. Lalu ....

"Aaa ...." Dia lewat di antara kakiku. Kepalaku berdesing dan mataku melotot menatap tak berkedip. Aku terpaku. Dia hitam dan panjang mencicit berjalan dengan sempurna bak kereta api. Sungguh menyeramkan.

-The End-

Febriana Ryna

Rin'S

Bidadari Alai Timur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun