Mohon tunggu...
trophy endah rahayu
trophy endah rahayu Mohon Tunggu... -

Seorang statistisi yang tertarik pada masalah kependudukan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

HEAT: Perangkat Online untuk Analisis Kesenjangan Indikator Kesehatan

4 Mei 2016   15:45 Diperbarui: 4 Mei 2016   15:54 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Melahirkan dengan bantuan seorang tenaga profesional kesehatan terlatih dapat menyelamatkan nyawa seorang wanita dan anaknya. Tapi, di banyak bagian dunia dan di banyak negara, kehadiran tenaga kesehatan saat melahirkan dapat dikatakan sebagai seuat kemewahan. Jika seorang wanita miskin, dia hanya bisa memilih melahirkan tanpa bantuan, menempatkan dirinya dan anak dalam resiko. Di Indonesia, hal ini adalah cerita yang akrab bagi perempuan miskin. Dua puluh tahun lalu, hanya 1 dari 5 wanita di termiskin dari populasi yang melahirkan dengan dukungan dari petugas yang terampil.

Melalui memperhatikan ketidaksetaraan dan menargetkan program terhadap populasi termiskin, Indonesia telah mampu meningkatkan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan di antara penduduk miskin untuk 3 dari 5 kelahiran pada periode 2007 hingga 2012. Namun, hampir semua kelahiran di antara populasi terkaya dibantu oleh tenaga kesehatan.

"Sementara kita telah bekerja keras untuk mengurangi kesenjangan kesehatan di Indonesia, kesenjangan itu masih ada," kata Rustini Floranita, WHO National Professional Officer. "Kita perlu terus mencari cara untuk mengungkap dan menargetkan kesenjangan ini sehingga populasi yang paling kurang beruntung memiliki perawatan kesehatan yang sama dengan populasi terkaya."

Alat baru dari WHO menunjukkan ketidaksetaraan dalam negara di seluruh dunia

Untuk membantu negara-negara seperti Indonesia memantau kesenjangan kesehatan, WHO mengembangkan toolkit baru yang disebut Health Equity Assessment Toolkit (HEAT). HEAT adalah paket perangkat lunak yang memanfaatkan data dari WHO Health Equity Monitor dan memungkinkan para profesional kesehatan dan peneliti untuk mengeksplorasi kesenjangan kesehatan di negara mereka. Selain itu, pengguna dapat membandingkan keadaan ketimpangan di negara mereka dengan negara-negara lain.

Selain data tentang proporsi kelahiran yang dibantu oleh tenaga terampil, pengguna HEAT dapat menilai variasi cakupan imunisasi, pelayanan antenatal, kontrasepsi, dan menyusui, fertilitas, dan indikator lainnya.

Pada bulan April, WHO menyelenggarakan workshop di Indonesia dan melatih 30 peserta dari Kementerian Kesehatan, Badan Pusat Statistik, akademisi, dan badan-badan PBB lainnya, untuk belajar menilai data tentang ketidaksetaraan dengan menggunakan HEAT. Pada workshop tersebut, para peserta belajar bahwa intervensi  untuk meningkatkan kesehatan anak dan perempuan memiliki kemajuan tercepat jika ditekankan  di populasi termiskin, warga berpendidikan rendah dan yang tinggal di perdesaan.

‘Built-in database edition’ dari HEAT diterima dengan sangat baik oleh para peserta lokakarya," kata Floranita. "Ini memfasilitasi analisis dan pelaporan atas ketimpangan kesehatan dan memberikan tabel interaktif dan disesuaikan dan grafik yang dapat didownload dan digunakan. Setelah kami dapat mengimpor data kita sendiri, kita akan dapat memantau lebih ketidaksetaraan. "

Selanjutnya, dengan memanfaatkan data dalam HEAT dan data lain dari survei rumah tangga, data fasilitas kesehatan, sensus, catatan sipil, dan statistik, peserta dari workshop akan mengembangkan sebuah Laporan Nasional Ketidaksetaraan Kesehatan di Indonesia.

Ekuitas dalam agenda global

Ekuitas adalah jantung dari Sustainable Development Goals. Dalam kesepakatan untuk mencapai SDGs, negara telah berkomitmen bahwa tidak ada yang tertinggal. Target ke 3 SDG  berfokus pada memastikan kehidupan yang sehat untuk semua pada semua usia, posisi ekuitas sebagai isu sentral dalam kesehatan, sementara target ke 10 SDG 10 adalah panggilan untuk pengurangan ketimpangan di dalam dan di antara negara-negara untuk mempromosikan inklusi dan pemberdayaan semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun