Mohon tunggu...
Gina Nelwan
Gina Nelwan Mohon Tunggu... Bankir - Banker/AnimalsLover/ContentCreator

Blog : https://www.ginanelwan.com Instagram : @ginanelwan Twitter : @ginanelwan atau @ginabicara

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Cerita tentang MRT Jakarta, Sebuah Pengalaman Baru

9 Mei 2019   11:02 Diperbarui: 9 Mei 2019   14:16 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
berada di tangga menuju stasiun MRT, Bundaran HI (Dokpri)


Moda Raya Terpadu Jakarta atau lebih dikenal dengan MRT Jakarta adalah Sebuah Sistem Transportasi Transit Cepat menggunakan kereta rel listrik. Transportasi ini terbilang sangat baru di Indonesia, khususnya bagi warga Jakarta.

Pada tanggal 24 Maret 2019 yang lalu, secara resmi MRT Jakarta dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Kemudian dioperasikan secara komersil pada tanggal 1 April 2019, tepatnya di hari senin.

Saya mencoba MRT tersebut pada hari Jumat, 5 April 2019 bersama dua orang teman saya, kami memulai perjalanan dari Stasiun Bundaran HI. Hari itu tidak begitu ramai, saya mencoba MRT di waktu sholat jumat, sekitar pukul 11.30 Wib. 

Saya berkesempatan mengabadikan moment pertama kali saya naik MRT Jakarta dalam sekumpulan  Foto dan Video, kalian bisa lihat pada tulisan saya kali ini.

Pada saat menuju stasiun yang letaknya di bawah tanah, ya.. memang bawah tanah karena konstruksinya seperti itu. Kita akan menuruni tangga, bagi saya tangga tersebut curam, bukan ekskalator tetapi tangga biasa. 

Saya sarankan sih bagi orang tua dan para disabilitas untuk memakai lift yang telah tersedia. Kitapun akan disuguhi petunjuk yang jelas menuju MRT, banyak papan penunjuk arah yang ditempel dan digantung sepanjang stasiun, tidak perlu takut, kita ga bakal tersesat kok (hehe). 

Setelah itu, kita akan dipertemukan dengan Loket dan gerai starbucks, bagi yang ingin cepat dipersilahkan untuk langsung membeli kartu ; Single Trip dan Multi Trip. 

Namun bagi yang ingin janjian dengan teman dan masih punya banyak waktu, gerai kopi berada pas depan loket. Area yang saya jelaskan sebelumnya tidak menyediakan kursi-kursi untuk menunggu. So, kalau tidak ingin ngopi, kalian hanya cukup sabar dengan berdiri saja.

Salah satu papan penunjuk arah di Stasiun MRT, Bundaran HI (Dokpri)
Salah satu papan penunjuk arah di Stasiun MRT, Bundaran HI (Dokpri)

suasana pembelian Tiket (Dokpri)
suasana pembelian Tiket (Dokpri)
suasana pembelian Tiket (Dokpri)
suasana pembelian Tiket (Dokpri)

gerai kopi, di Stasiun MRT Bundaran HI (Dokpri)
gerai kopi, di Stasiun MRT Bundaran HI (Dokpri)

Tiket MRT, bisa kita dapatkan pada Loket yang tersedia dan Ticket Vending Machine (TVM). Saya pribadi sih tidak membeli tiket di Loket atau TVM, karena saya sudah memiliki E-Money untuk dapat masuk dan tap pada gerbang masuk penumpang. Hal ini sudah berlaku dan mungkin biasa bagi pengguna commuter, hampir sama sih menurut saya dengan MRT kali ini. 

Uang elektronik tersebut yaitu JakLingko, E-Money (Bank Mandiri), Brizzi (Bank BRI), Tap Cash (Bank BNI), Flazz (Bank BCA), dan JakartaOne (Bank DKI) yang dapat diperoleh dari masing-masing bank tersebut di atas. 

TVM (Dokpri)
TVM (Dokpri)

tap untuk masuk pada gerbang penumpang (Dokpri)
tap untuk masuk pada gerbang penumpang (Dokpri)

Siang itu, saya juga melihat beberapa kelompok wanita yang memakai baju kerja dan sepertinya mereka sedang istirahat sepertinya mereka mau lunch. Begitu nyaman, jika kita berada dalam area yang memiliki stasiun MRT. Kita bisa keluar kantor untuk sekedar makan siang dan menggunakan MRT, seperti halnya para karyawan yang saya jumpai di Stasiun MRT Bundaran HI pada hari itu, mereka akan menuju senayan untuk sekedar makan siang. 

Waktu yang ditempuh, tidak kurang dari 10 menit lho. Bayangkan saja kalau memakai kendaraan pribadi atau kendaraan online, Thamrin menuju Senayan akan memakan waktu 30 Menit karena selalu macet dan sangat membuang waktu.

Dokpri
Dokpri

Oh iya pada area MRT, saya tidak menjumpai tempat sampah, saya juga sampai bingung untuk mencari tong sampah karena ingin membuang bungkus minuman saya. 

Saya berpikir dengan tidak adanya tong sampah pada area MRT mungkin memiliki tujuan yang mulia, dimana Pemerintah atau Penyelenggaraan Transportasi mendidik kita untuk tidak membuang sampah sembarangan, sampah kita simpan dahulu pada tas dan atau mengurangi pemakaian barang yang berpotensi menjadi sampah. 

Budaya-budaya seperti itu memang mau tidak mau harus kita dibiasakan, membuang sampah pada tempatnya dan atau meminimalis pemakaian barang sekali pakai. Sudah seharusnya membawah botol minuman isi ulang dari rumah, daripada membeli minuman cepat saji.

MRT yang saya tunggu belum juga datang, disini kami bisa duduk karena memang disediakan walaupun tak banyak kursi. Hari itu, saya mencoba MRT sampai Stasiun terakhir yaitu Stasiun Lebak Bulus. Jarak yang ditempuh estimasi 30 Menit, namun kenyataannya tak sampai 30 Menit saya bolak balik dari Stasiun Bundaran HI - Lebak Bulus - Bundaran HI. 

Pada sela-sela perjalanan, di dalam MRT saya merasakan atmosfir yang berbeda. Bangku dan area dalam gerbong masih begitu baru, suasana disetiap stasiun yang disinggahi juga masih sangat baik dan terjaga. 

Harapan saya, hal tersebut dapat terus dijaga dengan baik oleh semua orang, meskipun masyarakat kita memasuki dan mempelajari hal baru, diibaratkan Indonesia khususnya warga ibukota memasuki peradaban baru. Peradaban Modern yang harus dibiasakan ; cara hidup, cara berinteraksi dan budaya yang baik dan benar sesuai aturan.

menunggu kedatangan MRT menuju Stasiun terakhir, Stasiun Lebak Bulus (Dokpri)
menunggu kedatangan MRT menuju Stasiun terakhir, Stasiun Lebak Bulus (Dokpri)

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Berakhirlah kesempatan saya pada hari itu, mencoba hal baru. Meskipun pernah mencoba MRT di negara lain, saya sangat bangga Indonesia memiliki MRT. Ratangga adalah nama dari MRT Jakarta yang memiliki arti kereta perang yang identik dengan kuat dan dinamis. Semoga dikemudian hari, transportasi-transportasi baru akan terus lahir di negeri ini. 

Tidak sabar mencoba LRT Jabodebek yang masih dalam tahap pembangunan, tentunya bagi saya yang adalah warga bekasi, LRT nanti juga akan membantu memangkas jarak dan waktu menuju Jakarta dan tempat lainnya. 

Sarana pilihan Transportasi akan semakin banyak, tinggal keinginan kita yang mau memilih apa yang akan kita gunakan. Karena Transportasi yang baik, cepat dan nyaman membutuhkan ekstra cost atau pengeluaran yang ekstra, apa salahnya untuk lebih giat bekerja dibanding protes ini itu serba mahal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun