Mohon tunggu...
Bicara Semesta
Bicara Semesta Mohon Tunggu... Penulis - Sebuah platform yang digagas oleh Departemen PSDM bidang Kastrat Himpunan Mahasiswa Sosiologi Universitas Brawijaya

Bidang Penalaran dan Literasi PSDM Himpunan Mahasiswa Sosiologi Universitas Brawijaya Malang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Memprediksi Kondisi Amerika di Bawah Kepemimpinan Biden

11 November 2020   20:26 Diperbarui: 11 November 2020   20:34 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh : Kharfia Rahmah Safrida

Pemilu presiden Amerika Serikat tahun 2020 yang digelar pada tanggal 3 November 2020 merupakan pemilihan umum presiden AS yang ke-59 dengan dua calon presiden yaitu petahana Donald Trump sebagai perwakilan Partai Republik dan Joe Biden sebagai perwakilan Partai Demokrat. 

Dilansir dari Kompas.com, hasil sementara pemilu presiden AS per 8 November 2020 Biden lebih unggul 50,6 persen dengan 290 suara elektoral dibandingkan Trump yang masih mencapai 47,4 persen dengan 214 suara elektoral. Dari hal tersebut sudah terlihat jelas kemenangan Joe Biden pada pemilu presiden AS tahun 2020, sehingga berhak menyandang status sebagai president-elect. 

Sementara itu, di sisi lain petahana Donald Trump sebagai pesaing menolak memberikan ucapan selamat kepada Biden dan mengklaim bahwa Biden belum memenangkan pemilu tahun ini. Akan tetapi, dengan atau tanpa pengakuan dari Trump, Joe Biden bersama wakilnya Kamala Harris tetap akan melenggang ke Gedung Putih. Untuk itu, saat ini pasangan tersebut sedang memulai masa transisi sebelum sumpah nya diambil secara sah pada tanggal 20 Januari 2021.

Dalam kurun waktu empat tahun, Donald Trump telah merombak perimbangan politik domestik dan melakukan perubahan dalam arsitektur politik luar negri Amerika. Sehingga, memunculkan pertanyaan apakah kebijakan pada perubahan politik luar negeri hanyalah selingan belaka atau bahkan perubahan yang dibawa di era Trump akan meninggalkan jejak panjang di kepemimpinan selanjutnya?

Bisa jadi, pemisahan dua wilayah yaitu internasional dan domestik menjadi penting untuk dilakukan. Dimana Biden akan menghapus jejak Trump di level internasional, akan tetapi di level domestik Biden dan Harris tidak dapat mengabaikan begitu saja pendukung Trump yang perhatiannya lebih ke ekonomi spesifik. Di sisi lain, Biden juga harus berhadapan dengan fakta bahwa Amerika Serikat terbelah menjadi dua kelompok yang sama besarnya.

Sebelum itu, selama lebih dari 100 tahun politik luar negeri Amerika telah dituntun oleh sebuah keyakinan yang menilai bahwa kesejahteraan ekonomi akan menciptakan demokrasi, kemudian gelombang demokrasi itulah yang dapat mendorong terwujudnya perdamaian dunia. Namun, hal tersebut telah dirombak secara radikal oleh Trump melalui visi nya yang terangkum dalam slogan America First atau make America great again (MAGA). 

Dimana dalam hal ini kepentingan Amerika dinomorsatukan. Bagi Trump, selebihnya hanyalah bersifat sekunder dan tidak terlalu diperdulikan olehnya. Dengan demikian dapat dilihat bahwa Trump bukanlah presiden yang memiliki gagasan besar dan ambisi dalam mempertahankan Amerika sebagai pemimpin politik global, melainkan Trump lebih menempatkan dirinya sebagai "patron puak" atau pelindung yang hanya berfikir tentang pendukungnya saja dan juga menilai bahwa Amerika sebagai entitas terpenting pada pergaulan internasional. 

Melalui visi tersebut, isu penting dalam politik luar negeri Amerika bukanlah demokrasi namun pada kenyataannya justru Trump lebih banyak memberi harapan pada para diktator di berbagai negara. Bahkan ia sempat mencoba untuk bekerjasama dengan Kim Jong-Un selaku pemimpin Korea Utara dan juga melakukan beberapa perjanjian dengan pemimpin konservatif di Timur Tengah.

Sementara itu, Biden setelah meraih kemenangan elektoral ia berencana untuk mendukung kembali sekutu-sekutunya terutama di Asia Timur dan juga Eropa. Ia juga menyatakan bahwa akan mengedepankan pendekatan multirateral daripada unilateral dalam ekonomi internasional maupun berbagai urusan politik. 

Biden akan berusaha untuk menghidupkan kembali kerjasama dan kepemimpinan internasional dimana ia akan berpartisipasi lagi dalam penanganan masalah perubahan iklim di kancah global yang sebelumnya pernah ditinggalkan oleh Trump. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun