Mohon tunggu...
Bibi Young
Bibi Young Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Penulis yang sibuk mengurus anak dan suami serta sesekali membersihkan rumah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ganjar Memang Tidak Berprestasi, tapi Dia Bekerja dengan Hati

27 Oktober 2020   14:43 Diperbarui: 3 November 2020   19:54 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politisi PKB Jazilul Fawaid meragukan obyektivitas survei yang menempatkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berada di peringkat teratas dengan capaian elektabilitas sebesar 18,7 persen. Dia bahkan mempertanyakan kinerja Ganjar selama memimpin Jawa Tengah. Jujur, sebagai pengamat politik abal-abal saya baru ngeh, baru nyadar ternyata ada politisi kita yang bernama Jazilul Fawaid. Menjabat Wakil Ketua MPR, Ketua PKB yang memiliki dapil Jatim X.

Untuk urusan obyektivitas survei saya rasa biar Pak Burhanudin Muhtadi yang memberi pencerahan. Bagaimana pola survei yang dilakukan serta indikator apa yang digunakan selama survei dilakukan. Tapi sebagai pengamat politik abal-abal saya sangat tergelitik dengan ungkapan Pak Jazilul yang mempertanyakan kinerja Ganjar. Semoga saja yang dia ucapkan bukan sekadar sinisme karena Ganjar berhasil menaklukkan pasangan yang diusung PKB saat Pilgub Jateng 2018 silam.

Meski dapilnya berada di Jawa Timur, saya sarankan sesekali Pak Jazilul Fawaid main ke Jawa Tengah. Ngobrol dengan warga Jawa Tengah apa yang dirasakan selama dipimpin Ganjar. Kalaupun tidak sempat dolan ke Jawa Tengah karena kesibukan sebagai anggota legislatif, ya minimal baca berita atau nengok media sosial lah.

Tidak adanya nama teman dalam deretan atas survei memang menyakitkan. Apalagi memiliki ketua umum yang elektabilitasnya saja masih kalah dengan margin error, sungguh menyakitkan. Dalam kondisi seperti, akan memicu orang, politisi khususnya, kejang-kejang yang disebabkan baper berlebihan. Dalam kondisi seperti itu orang tidak bisa berpikir obyektif dan emosional.

Saya jadi pengin bertanya kepada Jazilul Fawaid. Di tengah pandemi seperti ini berapa kali dalam seminggu dia ngantor? Berapa kali dia rapat dan mengeksekusi program? Kalaupun dianggap tidak apple to apple, silakan dibandingkan dengan kepala daerah dari PKB (kalau ada). Kalau masih dianggap tidak apple to apple silakan bandingkan dengan Gubernur Jatim, Jabar, DKI Jakarta dan Menteri Pertahanan sekalipun.

Ketika yang lain sampai berbusa-busa ngomong penanganan kesehatan dan perekonomian, Ganjar telah selesai mengajak para ahli berdiskusi dan langsung beraksi. Ketika yang lain sibuk bingung dan berteriak kelangkaan masker, Ganjar telah mengkampanyekan pemakaian masker kain berlapis. Ketika yang lain sibuk mengeluarkan instruksi protokol kesehatan, Ganjar turun langsung ke masyarakat menegur dan mengajari agar semua mematuhi. Ketika semua mengeluh kelangkaan hazmat, Ganjar telah menemukan alternatif produksi hazmat di rumah sakit daerah dan menelusuri mafia hazmat yang kemungkinan ada di Jawa Tengah. Dan lain lain dan lain lain.

Ketika semua kepala daerah atau siapapun sibuk berteriak, ekonomi harus diselamatkan. Ganjar memberi ruang promosi UMKM di media sosialnya, menginisiasi pemenuhan sebagian kebutuhan selama penanganan diambil dari UMKM. Dia mengunjungi UMKM untuk memberi energi dan keyakinan semua mesti jalan dengan melakukan akselerasi. Memang itu hal kecil dan sepele, tapi jadi besar karena semua pelaku UMKM membutuhkan cara yang seperti itu.

Memang semua terkena dampak. Pekerja, pedagang sampai pelajar saat ini tengah meniti jalur pandemi. Mungkin tidak banyak yang terpikirkan selain melakukan pembelajaran online bagi pelajar. Tapi karena Ganjar intens komunikasi dengan masyarakat, intens berpikir kebutuhan masyarakat dia akhirnya mengerti bahwa masih banyak anak yang terpaksa putus sekolah di masa lalu. Sekolah Virtual dia lahirkan. 

Layaknya sekolah-sekolah reguler dengan gedung dan segala perabotnya, sekolah virtual Jateng ini juga memiliki silabus, RPP dan metode pembelajaran. Bahkan kelak ijazahnya pun berlabel sekolah virtual Jateng. 

Jika ada berkah di tengah wabah, itulah salah satunya. Keberkahan diberi kelancaran pemikiran. Itu bisa lahir karena Ganjar bekerja tidak berdasar kepentingan apalagi sekadar ingin dianggap berprestasi. Tapi selam ini Ganjar selalu bekerja dengan hati.

Itu hanya seklumit dari sekian jalan panjang yang dibuka Ganjar di Jawa Tengah. Semoga Jazilul Fawaid membaca dan ngeshare ke rekan-rekannya agar setidaknya memiliki spirit kerja yang sama dengan Ganjar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun