Mohon tunggu...
Bibi Young
Bibi Young Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Penulis yang sibuk mengurus anak dan suami serta sesekali membersihkan rumah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ke Mana Puan Maharani di Tahun 2024?

18 Oktober 2020   19:02 Diperbarui: 18 Oktober 2020   19:07 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum melanjutkan ulasan tentang kemungkinan lahirnya kandidat pasangan calon presiden Ganjar Pranowo - Ridwan Kamil Vs Prabowo Subijanto - Anies Baswedan, terlebih dahulu saya selingi dengan ulasan peran apa yang dipegang sosok Puan Maharani di tahun 2024. Terlebih saat ini dia memegang peran sangat strategis yakni Ketua DPR RI, Ketua DPP PDIP yang sekaligus "putri mahkota". 

Jika melihat hitung-hitungan kotor, Pemilihan Presiden masih menyisakan waktu 3,5 tahun lagi. Namun jika dilihat dari hitung-hitungan politik, waktu yang tersedia, terutama bagi tokoh-tokoh yang menata langkah ke sana, paling lama hanya 2 tahun. 

Dalam rentan waktu tersisa, satu-satunya indikator terbesar dalam penentuan calon presiden adalah tingkat elektabilitas tokoh. Di tahun ini hampir tiga bulan sekali lembaga-lembaga survei selalu merilis hasil survei mereka. Dari sekian banyak tokoh, yang disebut dalam survei itu adalah Puan Maharani. 

Statusnya mentereng, sebagai putri mantan presiden sekaligus ketua umum partai pemenang pemilu 2 kali. Tentu banyak orang-orang hebat yang mengelilinginya. 

Tentu pula, banyak orang yang mendorongnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden, bagaimanapun caranya. Seolah-olah, trah mulia yang dia miliki berhak mengantarnya ke Istana. 

Maka tidak heran sekelompok orang di lingkaran DPP PDIP khususnya, mendorong sekuat tenaga agar jalan Puan Maharani menuju karpet merah istana berjalan mulus. 

Dorongan dr DPP itu kemudian disebar ke seluruh pengurus dari tingkat DPD sampai ranting. Skenario satu suara diwajibkan, kecuali jika ada yang ingin di-kick dari kader banteng. 

Maka di kalangan kader sampai tingkat akar rumput, haram hukumnya memunculkan nama lain selain Puan Maharani untuk dilambungkan sebagai calon presiden.

Namun sebelum melenggang sebagai calon presiden, ada skenario lain yang juga tengah disiapkan. Yaitu posisi Ketua Umum PDIP harus digenggam terlebih dahulu. 

Karena rekomendasi untuk maju Pilpres jadi kuasa penuh sang Ketua Umum, sebagaimana rekomendasi Megawati Soekarnoputri untuk Joko Widodo di tahun 2013 dan 2019. Jika posisi Ketua Umum telah "diamankan", surat rekomendasi sebagai calon presiden secara otomatis sudah digenggaman. 

Tapi, nampaknya skenario itu bakal beradu kuat dengan skenario alam. Jalan sangat terjal mesti didaki Puan Maharani. Selain tingkat elektabilitas yang hanya 1,1 persen, berbagai dinamika politik semakin menyudutkan posisinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun