Mohon tunggu...
Bie A. Whiancaka
Bie A. Whiancaka Mohon Tunggu... Lainnya - Entrepreneur. Electrical Engineering

Bertamsilah ketika lapar; dan tersenyumlah. RUMSΛRMΛ

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kaleidoskop Cendana dan Hujan

12 Agustus 2018   05:00 Diperbarui: 13 Agustus 2018   19:05 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Waktu merupakan penghubung
Antara deret-deret peristiwa
Alam beralur hidup

Berkesan, disambut dan dirindu
Semestapun. Semua berbahagia
Hati mereka bermekaran

Raganya satu di langit
Berpendar, saling berhimpit
Terjalin serat-serat
Serupa kapas luruh; nan tak henti berpendar
Serasa lepas

Seandainya kawan,
Kala keseluruhan maha terbatas
Sejenak membaurkan: dari dasar ke puncak waktu
Hanya nol, hitam ataupun kosong?

Aku...
Titik terakhir, penaung kemurnian
Sumber dari sumber; air dari air. Langit muaranya

***
Blitar, 14 juni 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun