Mohon tunggu...
bherlianmartania
bherlianmartania Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permasalahan dalam Gizi Pada Tenaga Kerja

13 Februari 2021   23:15 Diperbarui: 13 Februari 2021   23:32 5098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gizi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, Karena dengan gizi yang baik dan cukup segala kegiatan yang dilakukan manusia akan menjadi lancar, begitu juga dengan tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan termasuk dalam bagian penting dalam suatu perusahaan, karena langsung berhubungan dengan proses produksi di perusahaan tersebut.

Sebagai tenaga kerja yang berperan penting dalam kemajuan perusahaan, maka kebutuhan gizi bagi tenaga kerja juga harus dipenuhi dan disesuaikan dengan beban kerja yang diampu oleh tenaga kerja tersebut. Jika keadaan atau status gizi seorang tenaga kerja baik maka kapastitas kerja dan ketahanan tubuh pekerja tersebut lebih baik, dan sebaliknya jika keadaan atau status gizi pekerja buruk di tambah dengan beban kerja yang tidak sesuai dapat mengganggu pekerjaan dari pekerjaan tersebut (Risaldi, 2017). Asupan energi tenaga kerja yang kurang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas serta Kesehatan dan kemampuan fisik dari tenaga tersebut. Produktivitas yang dicapai oleh sorang tenaga kerja dilihat atau dapat dikatakan produktif apabila mampu memproduksi suatu barang atau jasa melebihi tenaga kerja lain dan mampu mencapai target atau tujuan yang sudah ditetapkan dalam suatu waktu tertentu (Magfiroh, 2019).

Produktivitas seorang tenaga kerja merupakan suatu hasil dari pekerjaan yang terukur, yang dapat dicapai oleh soerang tenaga kerja selama bekerja atau didalam lingkungan kerja yang nyata pada suatu waktu tertentu. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam produktivitas tenaga kerja yaitu status gizi tenaga kerja. Asupan makanan bagi tenaga kerja merupakan bahan bakar yang diperlukan untuk melakukan beban kerja yang dimiliki tenaga kerja. Status gizi menjadi faktor penentu kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup, sehingga peningkatan status gizi bagi masyarakat termasuk tenaga kerja perlu di tingkatkan (Adrianto, 2019).

Status gizi bagi tenaga kerja dapat menentukan kualitas fisik dan imun tenaga kerja. Dimana gizi berperan sebagai zat pembangun dan asupan energi saat tubuh kelelahan setelah bekerja, serta juga dapat meningkatkan motivasi saat melakukan pekerjaan yang menentukan produktivitas kerja. Namun, dalam pelaksanaannya sendiri masih sering ditemukan permasalahn terkait pemenuhan gizi bagi tenaga kerja (Ramadhanti, 2020).

Permasalahan gizi pada tenaga kerja khususnya di Indonesia diantaranya pola makan tenaga kerja yang kurang baik atau tidak teratur seperti masih sering ditemui tenaga kerja yang tidak sarapan pagi. Selain itu juga belum tersedianya ruangan makan khusus bagi pekerja, sehingga pekerja kesulitan mencari tempat makan atau tempat beristirahat saat waktu makan. Belum adanya pemberian insentif makan dalam bentuk uang, hal ini membuat pekerja menjadi ingin menghemat uang dengan tidak makan makanan yang cukup gizi untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Serta masih belum jelasnya pembagian antara waktu istirahat dengan waktu bekerja bagi tenaga kerja yang membuat pekerja justru tidak melakukan istirahat yang berakibat pada kelelahan dalam bekerja (Ramadhanti, 2020). 

Permasalahan lain terkait gizi pada tenaga kerja yaitu status gizi yang tidak normal dimana seorang tenaga kerja memeiliki status gizi lebih atau kurang. Masalah gizi tidak normal pada kelompok usia dewasa menjadi permasalahan penting yang mempengaruhi kegiatan bekerja tenaga kerja. Hal ini karena dapat menimbulkan risiko penyakit-penyakit tertentu yang timbul dan berakibat pada cepatnya lelah seorang tenaga kerja dan berujung pada penurunan produtivitas kerja (Suryaningtiyas, 2017).

Tubuh seseorang memerlukan asupan makanan yang mengadung zat-zat yang dapat membatu dalam memelihara tubuh serta melakukan perbaikan dari kerusakan sel-sel ataupun jaringan tubuh. Tiap beban kerja dan pekerjaan membutuhkan tenaga yang bersumber dari makanan, dalam kaitan dengan gizi kerja, nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja tidak berbeda dengan yang dibutuhkan oleh orang lain dan dalam kegiatan lain. Beban kerja tinggi yang tidak seimbang dengan makanan degan gizi cukup setiap hari dapat menyebabkan tenaga kerja mengalami kekurangan tenaga, lemas, dan tidak bersemangat dalam melakukan pekerjaannya. Yang berakibat pada tidak tercapainya target atau prosuktivitas dari tenaga kerja tesebut (Adrianto, 2019).

Bagi tenaga kerja, gizi dengan kalori yang memadai menjadi syarat utama yang menentukan tingkat produktivitas kerja, antara kesehatan, status gizi dan produktivitas kerja terdapat korelasi yang sangat nyata (Risaldi, 2017). Sehingga terkait permasalahan gizi yang masih sering dialami oleh tenaga kerja harus mendapat perbaikan dan menjadi perhatian khusus baik oleh tenaga kerja itu sendiri maupun oleh pihak perusahaan demi menjamin Kesehatan dan kondisi fisik tenaga kerja demi kelangsungan dan kelanCaran kegiatan produksi di perussahaan tersebut.

 

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto EH, Dina NAN. 2019. Hubungan antara tingkat kesegaran jasmani dan status gizi dengan produktivitas kerja. Jurnal Kesehatan Masyarakat 5(2): 145-150.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun