Mohon tunggu...
bhenu artha
bhenu artha Mohon Tunggu... Lainnya - universitas widya mataram

saya adalah karyawan universitas yang ditugaskan di bagian humas, kemahasiswaan, alumni, kerjasama, dan kebudayaan http://new.widyamataram.ac.id/ http://pmb.widyamataram.ac.id/

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Ekuitas Berbasis Merek dan Relevansinya

6 Juni 2023   10:55 Diperbarui: 6 Juni 2023   11:04 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Model ekuitas merek berbasis konsumen memiliki relevansi yang penting dalam konteks barang-barang mewah di ekonomi berkembang. Dalam pasar barang-barang mewah, kualitas yang dirasakan oleh konsumen menjadi faktor yang sangat penting dalam membangun ekuitas merek. Konsumen di ekonomi berkembang seringkali mencari barang-barang mewah yang memberikan kualitas terbaik dan memberikan pengalaman yang memuaskan. Oleh karena itu, model ekuitas merek yang berfokus pada persepsi kualitas oleh konsumen dapat membantu merek-merek mewah untuk memahami preferensi dan kebutuhan konsumen di pasar yang sedang berkembang.

Selain itu, loyalitas perilaku juga menjadi prediktor signifikan dalam membangun ekuitas merek barang-barang mewah di ekonomi berkembang. Konsumen yang loyal terhadap merek mewah cenderung memiliki keterikatan emosional yang kuat terhadap merek tersebut. Mereka akan memilih kembali dan mempertahankan pembelian mereka dari merek yang sama. 

Dalam konteks barang-barang mewah di ekonomi berkembang, loyalitas perilaku dapat mencerminkan status sosial dan prestise yang dihubungkan dengan pemilikan merek-merek mewah tertentu. 

Oleh karena itu, model ekuitas merek yang berfokus pada loyalitas perilaku dapat membantu merek-merek mewah dalam mempertahankan dan memperkuat hubungan dengan konsumen setia di pasar yang berkembang.

Selain kualitas dan loyalitas perilaku, model ekuitas merek yang berbasis konsumen juga mengakui prevalensi hedonisme dalam pasar barang-barang mewah di ekonomi berkembang. Konsumen di ekonomi berkembang seringkali membeli barang-barang mewah untuk menghadirkan kepuasan pribadi, kesenangan, dan keindahan. 

Merek-merek mewah yang mampu memenuhi kebutuhan hedonis ini akan memiliki keunggulan kompetitif dalam membangun ekuitas merek. Oleh karena itu, model ekuitas merek yang mempertimbangkan aspek hedonisme dapat membantu merek-merek mewah dalam menciptakan pengalaman yang memikat dan memuaskan bagi konsumen di ekonomi berkembang.

Model ekuitas merek berbasis konsumen memiliki relevansi yang signifikan dalam konteks barang-barang mewah di ekonomi berkembang. Dengan memperhatikan kualitas yang dirasakan, loyalitas perilaku, dan aspek hedonisme, merek-merek mewah dapat membangun hubungan yang kuat dengan konsumen di pasar yang sedang berkembang. 

Memahami preferensi dan kebutuhan konsumen serta menciptakan pengalaman yang memikat adalah kunci sukses dalam membangun ekuitas merek yang kuat di pasar barang-barang mewah di ekonomi berkembang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun