Mohon tunggu...
Bhayu MH
Bhayu MH Mohon Tunggu... Wiraswasta - WIrausaha - Pelatih/Pengajar (Trainer) - Konsultan MSDM/ Media/Branding/Marketing - Penulis - Aktivis

Rakyat biasa pecinta Indonesia. \r\n\r\nUsahawan (Entrepreneur), LifeCoach, Trainer & Consultant. \r\n\r\nWebsite: http://bhayumahendra.com\r\n\r\nFanPage: http://facebook.com/BhayuMahendraH

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Meneladani Sang Nabi

5 Januari 2015   01:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:49 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1420369121966298496

[caption id="attachment_388494" align="aligncenter" width="368" caption="Kaligrafi nama Nabi Muhammad S.A.W. (Sumber foto: islam.ru)"][/caption]

Bagi umat Islam, Nabi Muhammad S.A.W. adalah manusia paripurna. Andaikata tidak ada penegasan “tauhid” sebagai bentuk monotheisme murni, niscaya orang awam agama lain akan mengira Islam bertuhan dua. Hal ini karena di masjid-masjid lafazh nama Sang Nabi disejajarkan dengan lafazh asma ALLAH S.W.T. Tidak hanya di tulisan, tapi juga di panggilan adzan. Namun tentu yang paling jelas adalah dalam syahadat dimana unsur kesaksian “aku percaya bahwa Muhammad adalah benar utusan ALLAH” mutlak diimani.

Karen Armstrong dalam bukunya Muhammad: A Biography of the Prophet (1991) serta Annemarie Schimmel dalam bukunya And Muhammad is His Messenger: The Veneration of the Prophet in Islamic Piety (1985) dengan jeli mengulas mengenai fenomena ini. Kalimat kedua dalam syahadat Islam itu merupakan bentuk kredo keimanan tak terbantahkan mengenai posisi mulia beliau. Dalam berbagai riwayat, literatur maupun budaya tutur abad pertengahan terutama di wilayah bekas kekuaasan keempat kekhalifahan Islam selama 14 abad, “pemujaan” (dalam tanda kutip) terhadap beliau memang membahana. Begitu banyak jejaknya selain di buku dan perkamen, juga di lukisan dan ornamen. Tak ada yang bisa membantah posisi tertinggi beliau di susunan piramida kedudukan manusia dalam pandangan Islam.

Saya tidak hendak membandingkannya dengan agama lain. Tetapi sekali lagi, andaikata tidak ada larangan tegas dalam Al-Qur’an bahkan juga diutarakan beliau sendiri, “pemujaan” (sekali lagi dalam tanda kutip) terhadapnya bisa membuat umatnya lupa diri. Bisa-bisa beliau yang manusia dijadikan Tuhan. Tetapi jelas tidak.

Beliau bahkan menolak diperlakukan istimewa selama hidupnya. Ada riwayat dimana beliau tidak mau karung gandum yang dipikulnya untuk dijual ke pasar dipikul oleh sahabat. Ada riwayat beliau meminta para sahabat yang sedang mengikuti majelis di dalam masjid tetap duduk saat beliau datang. Ada riwayat beliau shalat hanya di atas tanah berpasir yang kotor hingga dahi dan wajahnya pun ikut kotor. Ada riwayat hampir tiap malam beliau shalat berjam-jam hingga kakinya bengkak. Beliau menegaskan fakta: saya juga manusia, maka perlakukan saya sebagai manusia. Tetapi saya adalah juga sebenar-benar utusan Tuhan, maka ikutilah segala yang saya contohkan.

Ini bukan paradoks, melainkan justru harmonisasi. Setiap orang punya dua sisi, baik dan buruk. Beliau pun punya kesalahan hingga pernah ditegur oleh ALLAH SWT sendiri dalam Al-Qur’an. Contohnya dalam surat Al-Muddatstsir (Q.S. 74:1-2 ): “Hai orang (yang dimaksud ALLAH S.W.T. adalah Nabi Muhammad S.A.W.) yang berselimut, bangunlah dan berikan peringatan!” Kesalahan itu manusiawi, bahkan bagi Sang Nabi. Tetapi bedanya dari manusia biasa, beliau langsung ditegur oleh Tuhan sendiri dan segera disucikan sehingga tetap ma’sum alias bebas dari dosa.

Maka, ketika sebagian umat Islam memperingati Maulid alias Hari Ulang Tahun beliau yang jatuh pada tanggal 3 Januari 2015 lalu, janganlah dipandang sebagai bid’ah meskipun sungguh tak pernah ada dalam sunnah. Karena sebenarnya itu adalah wujud kecintaan dari umat. Selain tentunya sebagai upaya kecil dalam rangka meneladani Sang Nabi.

Allahumma shallii alaa sayyidina Muhammad, wa ala alihi sayyidina Muhammad.

* Penulis adalah LifeCoach

(http://facebook.com/bhayu.thelifecoach)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun