Mohon tunggu...
Guruh burhanto
Guruh burhanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bismilah

Berusaha menjadi baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Intuisi dan Masalah Relativitas Akhlak dalam Bingkai Pancasila, Sebuah Kritik

3 Maret 2021   06:17 Diperbarui: 3 Maret 2021   06:35 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tulisan ini ditunjukkan untuk mengkritik dari materi-materi yang disampaikan selama latihan kepemimpinan. Tulisan ini adalah melengkapi apa yang tidak tersampaikan dan menutup kekurangan dari materi yang telah ada. Tema besar materi ini adalah mengenai intuisi,masalah akhlak dan bingkai pancasila. Intuisi merupakan sebuah kegiatan berpikir yang tidak didasarkan pada penalaran. Intuisi adalah kegiatan non analitik dan tidak didasarkan atau suatu pola berpikir tertentu dan sering bercampur aduk dengan perasaan. Salah satu tokoh yang mengembangkan konsep ini adalah Henri Bergson (1859-1994).

Tokoh yang kemudian memberikan pengaruh kepada pemikiran Iqbal terutama mengenai konsep intuisi. Dalam bingkai pancasila, intuisi dan akhlak beriringan, akan tetapi harus di ikuti juga oleh nalar yang kritis dalam pengimplementasiannya. Intuisi pada dasarnya adalah alat pengenal kebenaran dimana ketika intelek tidak mampu menjangkaunya. Muhammad Iqbal memberikan pandangan bahwa kesatuan daripada indra, akal, intuisi berasal dari apa yang disebut fu'ad/hati.

Dengan ini semua maka relavansi akhlak dengan didasari oleh indra, akal dan intuisi yang kemudian dibingkai dalam pancasila akan menjadi masuk akal karena pancasila juga merupakan sebuah falsafah hidup. 

Pancasila kemudian menjadi dasar dari akhlak dan peradaban yang relavan dengan intuisi. Ketika pancasila menjadi dasar dari suatu akhlak dan intuisi, maka ia telah menjadi suatu ideologi. Suparlan memberikan pandangannya bahwa suatu pemikiran mendalam, menyeluruh, menjadi ideologi apabila pemikiran, gagasan-gagasan tersebut secara praktis difungsikan ke dalam lembaga-lembaga politik suatu masyarakat, suatu bangsa, suatu Negara (Suparlan, 2012). Pancasila sebagai ideologi dapat disesuaikan dan akhlak dari suatu peradaban berdasarkan intuisinya dalam hal ini adalah negara dan masyarakat indonesia. 

Daftar pustaka

- Ahmad Junaidi, Tawaran Ijtihad Muhammad Iqbal, Telaah Konsep Ijtihad Kolektif Untuk Merespon Dinamika Kehidupan Umat Islam, Jurnal al-Ahwal Stain Jember nomor 1

(2014), 

-Ali Maksum, Pengantar Filsafat, (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 369.

- Iqbal, Muhammad. Pembangunan Kembali Alam Pikiran Islam. diterjemahkan oleh Osman Raliby Jakarta: Bulan Bintang, 1966.

- Iqbal, Muhammad.Metafisika Persia: Suatu Sumbangan Untuk Sejarah

Filsafat Islam. Diterjemahkan oleh Joebaar Ayoeb. Bandung: Mizan, 

1990.

- Al-Hakim, Suparlan, dkk. 2012. 

Pendidikan 

Kewarganegaraan dalam 

Konteks Indonesia. Malang:

Universitas Negeri Malang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun