Mohon tunggu...
Betrika Oktaresa
Betrika Oktaresa Mohon Tunggu... Administrasi - Full time husband & father. Part time auditor & editor. Half time gamer & football player

Full time husband & father. Part time auditor & editor. Half time gamer & football player

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"The Greatest Showman", Panggung Tepat Belajar Manajemen Risiko

12 Juni 2018   09:55 Diperbarui: 12 Juni 2018   10:37 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: theartsshelf.com

Berkebalikan dengan risk averse, seseorang yang terkategori sebagai risk seeking cenderung cepat beradaptasi dan tidak ragu-ragu untuk bertindak. Orang yang bertipe seperti ini akan sangat antusias untuk menangani ketidakpastian. 

Namun, kadang antusiasme itu justru dapat menghalangi pandangannya terhadap potensi bahaya, menyebabkan keputusan dan tindakan yang tidak tepat.

Barnum adalah seorang risk seeking person. Ia melihat ancaman dan peluang secara terbalik. Ia cenderung meremehkan ancaman, baik probabilitas dan konsekuensinya. 

Di sisi lain ia menilai terlalu tinggi akan pentingnya sebuah peluang yang kemudian memancingnya untuk mengejar peluang itu dengan sangat agresif serta bersedia menoleransi kemungkinan hasil yang merugikan.

Faktor yang Memengaruhi Sikap Risiko

Sikap Barnum dalam melihat risiko disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain faktor conscious, subconscious, dan affective factors. 

Conscious merupakan faktor yang memiliki karakteristik disadari sepenuhnya dan dapat diukur saat keputusan atau penilaian dilakukan. Faktor ini juga didasari oleh pengetahuan manusia dan bersifat controlable (dapat dikendalikan), termasuk dalam penentuan langkah-langkah untuk mengelola pengambilan keputusan.

Perhitungan Barnum mengenai jumlah pinjaman dana dikaitkan dengan biaya mendirikan musem ataupun membuat sirkus adalah salah satu penggunaan faktor conscious dalam menyikapi risiko. Namun, faktor ini tidak terlihat menonjol dalam diri Barnum. Ia lebih mengutamakan faktor kedua dalam segala tidakannya.

Faktor kedua adalah subconscious, suatu faktor yang lebih bersifat tidak disadari, sulit diukur, dan juga sulit dikendalikan,. Subconscious ini mirip dengan intuisi, yaitu asumsi seseorang terhadap suatu hal yang tidak disadari dan sulit dijelaskan tetapi dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu.

Subconscious ini berpotensi untuk mendatangkan sebuah jebakan (confirmation trap). Barnum terlalu percaya diri dengan ide-idenya, hal itu membuat sudut pandanganya terhadap sesuatu menjadi sempit dan hanya berasal dari suatu perspektif tertentu. 

Bahkan, ketika Barnum diingatkan oleh asisten pertunjukannya yang telah berpengalaman, ia tidak pernah menggubrisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun