Mohon tunggu...
Betra Widaya
Betra Widaya Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Cabang Jakarta Selatan 2018

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nasionalisme, Pemuda dan Digitalisasi

13 Mei 2022   14:05 Diperbarui: 4 Februari 2024   07:51 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah bangsa dapat bertahan ketika semangat dan jiwanya terpupuk subur dengan gagasan dan perasaan yang sama untuk hidup bersama. Disini saya mengkonotasikan bangsa tidak hanya sebagai Identitas dan Komunitas yang Progresif yang mempunyai cita-cita Revolusioner, melainkan sebuah bangsa yang mempunya karakter tegas dan jiwa yang kuat terhadap kemaslahatan dan kesejatrahan kehidupan manusia.

Dalam perjalanan sejarah dunia telah memberikan gambaran yang nyata pada kita, bahwa semangat bangsa atau semangat "nasionalisme" yang lahir di dunia barat telah menunjukan jiwa kebangsaan yang hanya mementingkan segelintir kelompok dan tidak hanya itu, perkembangan semangat bangsa di belahan dunia barat justru mengarahakan pada jiwa yang berlebihan dan selalu mengagung-agungkan kepeloporan dan negara. Sehingga pada akhirnya ia "nasionalisme" selalu mencari lawan tandingan sebagai upaya untuk menunjukan jati diri, sebagai bangsa yang kuat. Dan pengertian ini terbalik dengan gagasan dan ide semangat kebangsaan yang lahir di bangsa kita "Indonesia", mungkin secara faktor keadaanlah yang menentukannya.

Persoalan bangsa adalah persoalan nasib dan cita-cita, disini saya ingin mempertegaskan bahwa konotasi nasib dan cita-cita ialah mengandung pengertian yang dalam, saya pikir butuh daya imajinasi spritualitas yang tajam dalam melihat persoalan bangsa. Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, bahwa muncunlnya jiwa kebangsaan "nasionalisme"  kita tidak sama dengan munculnya semangat kebangsaan "nasionalisme" di dunia barat. Semangat kebangsaan atau semangat nasionalisme kita dipersatukan dengan himpitan penindasan yang dilakukan oleh kolonial belanda.

Penjajahan kolonial belanda telah membuat kita sebagai bangsa pribumi terinjak-injak, menjadikan kita babu untuk para bangsa kulit putih, Identitas bangsa kita dibuat bagaikan tak punya harga diri lagi, dan kita di bangunkan dengan imeg "bangsa moyet ", bangsa yang bodoh dan bagaikan bangsa yang tak berguna lagi untuk hidup di dunia, layak seperti binatang mereka memperlakukan kita sebagai bangsa pribumi pada kala itu. Keadaan inilah yang saya katakan pengaruh utama yang membuat jiwa bangsa kita muncul untuk merumuskan harapan nasib dan cita-cita yang mulia di kehidupan yang akan datang.

Selaras dengan pernyataan saya sebelumnya bahwa bangsa tidak hanya sebagai Identitas dan Komunitas yang progresif yang mempunyai cita-cita revolusioner, melainkan sebuah bangsa yang mempunya karakter yang tegas dan jiwa yang kuat terhadap kemaslahatan dan kesejahteraan kehidupan manusia. Artinya bahwa karakter yang dimaksudkan saya tadi adalah karakter yang mempunyai semangat kebangsaan, ialah semangat menenentang penjajahan, semangat menentang kolonialisme, dan semangat menetang Imprialisme. Hal tersebutlah yang kemudian menjadi kata kunci munculnya dua perbedaan karakter semangat kebangsaan antara dunia barat dan asia.

Kita putar balik ke sejarah Indonesia, mari kita lihat bagiamana sebuah proses munculnya semangat kebangsaan pada kala itu. Persis 114 tahun lebih yang lalu kita melihat bagaiamana sosok tokoh pejuang seperti Alimin, Semaun, H.O.S Cokoro Aminoto, Tirto Adhi Suryo, Tan Malaka, Ernest Doues Dekker, K.H Agus Salim,  KI Hajar Dewantara  dr. Sutomo, dr. Cipto Mangunkusumo, Gunawan, Suraji, dan R.T. Ario Tirtokusumo yang dengan jalan pikiran radikal mereka masing mampu untuk mempengaruhi semangat kaum muda di kemudian hari seperti Soekarno, Mohmammad Hatta, Sutan Syahir, Amir Syarifudin, Syafruddin Prawiranegara, Mosso dan masih banyak lagi tokoh pejuang yang tak bisa saya sebutkan satu persatu. Berdasaran latar belakang ideologi perjuangan masing-masing, mereka mampu untuk merajut satu cita-cita bersama yakni ingin melapaskan diri dari belengu kolonialisme pada kala itu yang sangat membosankan dengan tingkah bengisnya. Saya ingin ingatkan kembali bahwa cita-cita bangsa kita ialah cita-cita yang mulia, cita-cita yang menghilangkan penindasasan manusia diatas muka bumi.

Oh iya, saya lupa. Bahwa "Hari Kebangkitan Nasional" kita ditandai dengan terbentuknya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908, hadirnya organisasi ini menjadi wadah organisasi pendidikan, pengajaran dan kebudayaan untuk masyarakat pribumi. Budi Utomo bermulah terbentuk dari pengaruhi dr Wahidin yang telah berkeliling  pulau jawa untuk mengkampanyekan gagasannya mengenai bantuan dana bagi pelajar-pelajar pribumi berprestasi yang tidak mampu melanjutkan sekolah. Gagasan ini akhirnya kemukakan kepada pelajar-pelajar STOVIA di Jakarta, dan mereka pun menyambut baik gagasan mengenai organisasi tersebut.

Dan pada akhir nya dr Sutomo dan pelajar STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) lainnya seperti dr. Cipto Mangunkusumo, Gunawan, Suraji, dan R.T. Ario Tirtokusum melakukan deklarasi pendirian organisasi Budhi Utomo dengan Kongres Pertama di Yogyakarta bulan Oktober 1908. Boedi Oetomo sebagai organisasi pelajar secara samar-samar merumuskan tujuannya untuk kemajuan tanah Hindia, dimana jangkauan geraknya yang semula hanya terbatas pada Pulau Jawa dan Madura, kemudian diperluas untuk penduduk Hindia seluruhnya dengan tidak memperhatikan perbedaan keturunan, jenis kelamin dan agama. Boedi Oetomo tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik. Bidang kegiatan yang dipilihnya adalah pendidikan dan kebudayaan.

Dalam pandangan lain, saya sebenarnya menolak kenapa kemudian Hari Kebangkitan Nasional musti harus ditandai dengan terbentuk Organisasi Budhi Utomo yang menurut saya peristiwa ini tidak memberikan cita-cita politik yang kuat, yakni menenentang politik kolonialisme secara terang-terangan. Menurut hemat saya, bahwa semangat kebangsaan ialah semangat yang revolusioner untuk nasib dan cita-cita bangsa. Dalam semangat tersebut ada cita-cita yang musti kita tonjolkan untuk nasib bangsa ialah menentang penindasan diatas muka bumi, yaitu menolak politik yang dilancarkan oleh Kolonialisme Belanda pada waktu itu. Ya walapun pada akhir organisasi ini akan bermuara pada organisasi politik dengan pengabungan dua organisasi besar yakni Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) dan Budi Utomo menjadi Partai Indonesia Raya (Parindra), tetapi itu tidak cukup untuk mengambarkan tentang bagaiamana munculnya semangat nasionalisme.

Entah alasan kenapa, Presiden Sukarno menjadikan "Hari Kebangkitan Nasional" berdasarkan hari terbentuknya Organisasi Budi Utomo. Hemat saya mungkin pemahaman Bung Karno tak lepas dari Pengaruhnya Nasionalisme Ernest Rennan & Otto Bouer yang pada inti kesimpulannya ialah sekelompok manusia yang mempunyai persatuan perangai yang timbul karena perasaan senasib. Artinya bahwa peletak dasari dari nasionalisme itu sendiri adalah karena adanya persamaan dijajah sehingga menghasilkan adanya persamaan nasib untuk memerdekakan wilayahnya.

Mungkin Organisasi Budi Utomo merupakan Organisasi yang mewadahi seluruh latar belakang manusia yang mempunyai kesamaan nasib yakni dijajah oleh kolonialisme dan kemudian ingin membentukan cita-cita bersama, mungkin saja! Tapi kan Budi Utomo awal mulanya kumpulan Priyai Jawa atau gimana menurut saudara?.  Tapi begini saya ingin katakan, bahwa jauh sebelum itu Tirto Adhi Suerjo sudah mendiriakan Organisasi Pribumi yang selaras dengan apa yang dimaksudkan dengan pemahaman Nasionalisme Ernest Renan dan Otto bauer, ya walaupun organisasi ini bermula dari Organisasi Sarekat Priyayi " Organisasi Pribumi"  tapi bukan priyayi yang mengeklusifkan diri, Sarekat Priyayi merupakan organisasi yang pertama kali sebelum adanya Budhi Utomo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun