Mohon tunggu...
Beti.MC
Beti.MC Mohon Tunggu... Relawan - Menulislah Selayaknya Bertutur, Mengalirlah Energi Kebaikan

Berbagi pengalaman, kesempatan dan cerita sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dokter yang Tangguh, Mengalahkan Rasa Tak Berdaya

1 Agustus 2021   18:56 Diperbarui: 2 Agustus 2021   08:37 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah perjuangannya menjadi dokter gigi sungguh menguras emosi. Bagaimana tidak, sejak kecil sampai menjalani masa kuliahnya, drg. Rahayu mampu menerima segala kondisi. 

Tak semua anak sanggup berada di situasi tertekan. Nrimo dan percaya ada bantuan yang meringankan perjalanannya.

Lembar demi lembar kisah masa kecil dokter gigi Ayuk menjadi bukti bahwa mimpi itu harus diperjuangkan. Bukan hanya kepandaian yang mampu menghantarkan keberhasilan seseorang tetapi doa dan restu orang tualah yang menjadi pendukung utama. Pesan Ibu untuk berdoa dan berdoa senantiasa menjadi jalan keluar dari setiap permasalahan yang dihadapi.

Ayuk kecil yang telah ditinggal sang Bapak sejak usia 15tahun terbiasa beradaptasi dengan segala lingkungan. Berada dalam pengasuhan beberapa keluarga yang berbeda latar belakang harus diterimanya demi melanjutkan pendidikan. 

Sebuah tekad untuk tetap merajut mimpi, sekolahnya tak boleh terhenti. Mengerjakan tugas rumah tangga dan membantu jualan untuk mendapatkan uang saku harus dilakoni Ayuk. Tanpa malu dan ragu dia melangkah, berjualan masakan sang Ibu agar membantu penghidupan keluarga sepeninggal Bapak.

Rupanya, jiwa berdagangnya menempel cukup kuat pada Ayuk. 

Walaupun bercita-cita menjadi dokter, keinginannya berjualan terus muncul. Kata-kata seorang teman dekatnya juga menjadi motivasinya tetap kuliah walau jalan menuju kesana makin terjal. Saat bantuan dari saudara yang selama ini sangat diharapkan terhenti, Ayuk tak hilang asa. Dia ingat kata-kata ini, "kalau jadi dokter bisa sambil jadi pedagang, tetapi kalau jadi pedagang saja tidak bisa jadi dokter."

Jatuh bangun dihadapi, bahkan sampai jatuh sakit berat! Inilah titik calon dokter Ayuk harus terbuka pada teman-teman dan para dosen tentang dirinya. Jika selama ini bertahan karena masih mampu menjalani tanpa mengeluh, kini badannya tak mampu menanggung. 

Pasca sakitnya, Ayuk menerima bala bantuan dari mana saja, menolongnya bangkit dan menata kehidupannya sampai bisa mempersiapkan wisudanya.

Hari yang dinanti, menyelesaikan kuliahnya dengan baik walau tak seindah keinginannya. Sang Ibu dengan tekad kuat juga mendampingi drg Rahayu Puji Astuti dengan bangga, walau harus berhutang untuk biaya naik bis! Jiwa kuat itu ditularkan, sang Ibu yang kuat, mendampingi sang putri yang juga kuat menjaga asa dan mimpinya.

Dokter gigi yang murah senyum itu kini bisa berbagi kisahnya dengan bangga. Menyambut hari dengan wajah gembira karena hasil jerih payahnya kini dapat memotivasi banyak orang yang membaca buku perjalanan karirnya. Dari mimpi, dibalut tekad dan keyakinan, berharap dalam doa dan selalu membawa restu orang tua, itulah sosok dokter Ayuk.

Selamat berbagi mimpi pada anak Indonesia, dok.

Beti.MC

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun