Mohon tunggu...
Bethari Hana Pangestuti
Bethari Hana Pangestuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo semua! Nama saya Bethari Hana Pangestuti. Disini saya akan menulis perkenalan singkat tentang diri saya. Saya lahir di Kota Tangerang pada tahun 2003, sekarang saya berusia usia 19 tahun. Saya adalah seorang mahasiswi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Sejak kecil saya tertarik dalam hal menyanyi, melukis, make up, fashion, dan menulis. Saya suka menyanyi karena suka mendengarkan musik. Ini menjadi kegiatan sampingan saya selain sekolah hingga kuliah, saya juga akan terus belajar dari teman dan juga senior di dunia seni. Tampil di depan umum adalah hal yang menyenangkan namun cukup menantang bagi saya, selain melatih percaya diri saya juga dapat bebas berekspresi dan tentunya membuat orang tua bangga. Ketertarikan untuk melukis bermula ketika saya sekolah TK, setiap sesi pelajaran melukis saya sangat semangat, fokus memperhatikan serta mempraktikkan apa yang diajarkan oleh guru lukis. Penilaian yang bagus dari hasil lukisan saya menambah semangat untuk belajar melukis. Tentang make up aku belajar dari melihat cara orang lain merias wajahnya hingga terlihat menarik, saya belajar dari trend yang ada di sosial media dan sumber lain. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnnya, saya suka menulis. Saya senang menuangkan ide untuk dijadikan karya puisi. Saya pernah mengikuti “Lomba Menulis Puisi Tingkat Nasional” yang diadakan oleh Yayasan Tasik Zona Barokah, seluruh karya peserta termasuk karya puisi saya resmi diterbitkan dalam buku yang berjudul “FANTASY”. Sampai disini saja perkenalan singkat saya, semoga menjadi inspirasi. Sampai jumpa di tulisan-tulisan saya berikutnya!

Selanjutnya

Tutup

Film

Menceritakan Kembali Pengalaman Teman Menonton Sebuah Film

1 Oktober 2022   23:44 Diperbarui: 1 Oktober 2022   23:47 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Halo semua!!!
Kembali lagi bersama saya Bethari, dalam kesempatan ini saya akan menceritakan Kembali sebuah film yang berjudul "KKN di Desa Penari".  Saya menuliskan ini berdasarkan pengalaman teman saya yaitu Dinda Ratri yang pernah menonton film ini.

Menurut Dinda film ini sangat direkomendasikan untuk penggemar film, terutama untuk penggemar film genre horror. Film produksi MD Pictures ini telah tayang di sejumlah bioskop pada 30 April 2022 lalu, mengadaptasi kisah yang viral di media sosial. Mari kita simak cerita ini!

Mengisahkan 6 orang mahasiswa yang terdiri dari Nur, Widya, Ayu, Bima, Anton, dan Wahyu. Mereka melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah desa terpencil lalu mulai muncul kejadian mistis menghantui mereka. Pertama kali dialami oleh Nur yang keluar dari mobil lalu diam terpaku serta heran melihat sosok kakek tua yang menatapnya dengan tajam. Lanjut, saat Nur memiliki ide untuk mengubah kolam (yang dulu digunakan untuk mandi para penari di desa) menjadi kolam yang berfungsi bagi masyarakat desa, ia tiba-tiba merasa pundaknya berat dan ia juga melihat sosok mengerikan dibalik pepohonan.

Kisah mistis yang berbeda dialami oleh Widya yang bertanya kepada Pak Prabu (kepala desa) apakah ada desa lain disekitar tempat ini? Widya juga mendengar suara gamelan seperti sedang menggelar acara tradisional. Namun, dengan raut wajah pucat Pak Prabu mengatakan mungkin Widya salah dengar.

Malam pertama, di rumah Bu Sundari (tempat untuk perempuan anggota KKN menginap) Widya melihat sosok nenek tua di sebelah Nur sedang membelai kepalanya yang tertidur pulas. Baginya, ini sangat menakutkan tetapi Widya hanya bisa diam dan menangis sembari mencoba sebisa mungkin untuk tidur. Tak hanya itu, pengalaman mistis Widya dan Nur masih terus berlanjut begitu pula yang dialami oleh anggota lain.

Lanjut teman saya menyebutkan beberapa latar, peristiwa, dan tokoh (yang menarik perhatian) pada film ini. Yaitu :
1. Makam berkain hitam (di bagian ini pak prabu menjelaskan makam yang terdapat kain hitam pada batu nisannya saat observasi mengenai tempat untuk program kerja).
2. Gapura pembatas (membatasi desa dengan hutan lepas), Pak Prabu mengingatkan bahwa mereka dilarang melewati gapura itu.
3. Tapak tilas (lokasi keramat).
4. Sosok Badarawuhi (penari cantik dalam sebuah pesta yang dilihat oleh Anton).
5. kisah cinta segitiga (kisah cinta antara Bima, Ayu dan Widya).
6. Perbuatan terlarang (Bima dan Badarawuhi yang menampakkan wujud aslinya).
7. Dawuh (Ayu dijadikan dawuh oleh Badarawuhi, akan terus menari sampai akhir hayatnya).
8. Pendamping (Badarawuhi menjadikan Bima sebagai pendampingnya).

Pada bagian akhir film "KKN di Desa Penari" ada sejarah kelam desa yang diceritakan oleh Pak Prabu kepada Nur sebelum anggota KKN meninggalkan desa tersebut menjadi pelengkap alur cerita pada film ini.
Begitulah cerita yang disampaikan oleh Dinda Ratri kepada saya, ia memberi rating 8/10 dari pengalamannya menonton. Mendengar cerita dari Dinda Ratri, saya berpendapat bahwa film ini sangat pantas untuk mendapatkan apresiasi dan penghargaan. Sekedar informasi untuk yang anda yang belum tahu, film ini dibagi menjadi 2 yaitu versi cut dan un-cut. Benar-benar dikemas dengan baik bukan?
Terakhir, menurut saya film "KKN di Desa Penari" dapat dijadikan pelajaran hidup dari kisah yang tersaji. Bagaimana? apakah anda suka, penasaran, atau tertarik dengan film "KKN di Desa Penari"?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun