Mohon tunggu...
Betew Boo
Betew Boo Mohon Tunggu... -

Melihat, mengalami, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengentas kemiskinan penduduk Raja Ampat

18 Oktober 2012   16:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:41 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Raja Ampat sejak ditetapkan menjadi wilayah konservasi oleh pemerintah Indonesia tahun oleh karena kekayaan lautnya yang melimpah menjadi perhatian dunia internasional. Berbagai species ikan yang belum pernah ditemukan dibelahan dunia lain terus ditemukan di Raja Ampat dalam jumlah yang memukau dalam satu area ini mengejutkan dunia internasional dan diyakini sebagai the last frontier (tempat terakhir) di dunia yang belum terjamah.

Sudah banyak penelitian dan artikel baik dalam maupun luar negeri yang mengulas kekayaan laut Raja Ampat. Beberapa media massa terkenal seperti National Geographic sampai mengirim tim untuk melakukan dokumentasi dan memberitakan kepada seluruh dunia keagungan Raja Ampat. Koran paling berpengaruh di Amerika The New York Times ikut memberitakan Raja Ampat berulang kali melalui berbagai artikel yang diterbitkan. Keindahan taman laut Raja Ampat membuat tv perancis memilih lokasi yang terpencil itu untuk datang pada tahun 2011 untuk melakukan syuting acara tv “survivor”. Raja Ampat juga mendapat limpahan turis turis dari luar negeri yang rela membayar mahal untuk datang berlibur.

Beberapa organisasi internasional untuk konservasi cagar alam diseluruh dunia seperti CoreMap dan Conservation International memberikan perhatian khusus dengan melakukan pendidikan melalui penduduk setempat untuk melindungi keaneka ragaman keindahan lautnya. Mereka mendatangi desa demi desa dan mempekerjakan generasi muda Papua untuk aktif melindungi wilayah mereka dari penjarahan liar yang sering dilakukan oleh kapal kapal besar. Pemuda Papua dipekerjakan dalam penjagaan posdi setiap lokasi strategis dan melakukan patroli laut secara rutin.

Langkah perlindungan ini dinilai cukup berhasil meskipun masih banyak kekurangan. Daerah laut Raja Ampat yang pada tahun 2002 menjadi incaran kapal kapal asing tidak lagi tidak lagi melakukan penangkapan karena pengawasan yang cukup ketat ini. Beberapa saat masih ada kapal kapal yang datang mencuri ikan dititik yang belum terjaga dengan baik karena kurangnya sarana. Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah Indonesia mengingat Raja Ampat menghadap samudera Pasifik sehingga akan terus menjadi sasaran empuk dari kapal kapal asing yang berniat mencuri kekayaan laut kita. Kesadaran penduduk Raja Ampat juga sudah cukup baik. Mayoritas penduduk tidak lagi melakukan pencarian ikan dengan bom dan racun sianida, penangkapan penyu juga sudah jauh berkurang. Meskipun demikian masih ada sebagian kecil penduduk yang masih melakukan perbuatan tersebut akibat dari faktor ekonomi dan daerah yang terisolir.

13505764721994063034
13505764721994063034

Lahir dan tinggal di daerah terpencil seperti Raja Ampat bukanlah hal yang mudah. Masyarakat kerap kali berhadapan dengan pilihan sulit antara memenuhi kebutuhan rumah tangga dan penjaga wilayah konservasi. Beras dengan mutu paling rendah dijual Rp 25,000/liter, harga bbm di Papua Barat berkisar antara Rp 7,000 – Rp 8,000/liter tapi masyarakat kerap kali harus membayar sampai Rp 13,000/liter akibat kelangkaan bbm padahal Raja Ampat dekat dengan kota Sorong yang dijuluki sebagai kota minyak. Seringkali pasokan bbm habis sama sekali selama berminggu minggu. Kelangkaan yang kerap kali terjadi setiap tahun ini menjadi hal lumrah bagi mereka yang selalu hidup dalam kemiskinan. Sebagian besar hanya bisa pasrah terhadap kondisi yang tidak pernah berubah tahun demi tahun.

Kebutuhan bbm menjadi sama pentingnya dengan kebutuhan pokok lainnya seperti beras bila tinggal di daerah perairan karena bbm menjadi modal utama untuk mencari ikan setiap hari demi memenuhi kebutuhan rumah tangga. Hasil ikan yang ditangkap biasa tidak dijual tapi dikonsumsi oleh keluarga. Hal ini disebabkan oleh tempat penjualan ikan yang jauh dan harga jual yang tidak sebanding dengan modal bbm yang dikeluarkan untuk menangkap ikan.

Saat ini sudah berdiri beberapa resort ramah lingkungan kelas atas yang mayoritas dimiliki pihak asing. Resort resort milik asing tersebut giat mempekerjakan penduduk setempat dan membeli hasil tangkapan ikan. Namun daya serap resort resort tersebut masih sangat terbatas. Terkadang pengelola resort dengan berat hati terpaksa menolak membeli ikan karena persediaan melimpah. Rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan juga menyebabkan kesulitan pemilik resort dalam mempekerjakan penduduk setempat.

1350576540752043409
1350576540752043409

Keadaan ini menyebabkan rasa frustasi penduduk Raja Ampat. Mayoritas penduduk hidup dibawah garis kemiskinan tahun demi tahun dan tidak berdaya memperbaiki hidup mereka sendiri. Akibatnya sebagian kecil penduduk terpaksa melakukan perbuatan melanggar hukum seperti menangkap hiu untuk mendapatkan sirip dan penyu yang bisa dijual dengan harga tinggi.Sungguh ironis, kabupaten Raja Ampat yang menjadi perhatian dunia dan didatangi turis asing tapi pada saat yang sama penduduk setempat tidak merasakan perubahan yang berarti. Bila hal ini tidak mendapat perhatian khusus, komersialisasi Raja Ampat sebagai tujuan wisata akan menjadi pedang bermata dua. Negara menerima berkah pemasukan devisa dari turis yang berkunjung pada saat yang sama, penduduknya hidup dibawah garis kemiskinan.

Untuk menciptakan roda ekonomi yang adil bagi seluruh masyarakat dibutuhkan lebih dari membuka lapangan pekerjaan tapi terobosan ide menjadikan mereka sebagai penggerak perekonomian setempat sehingga masyarakat di Raja Ampat dapat memperbaiki taraf hidup mereka sendiri. Kesulitan yang dialami oleh mereka memberikan kami inspirasi untuk mendirikan usaha cottage yang dikelola penduduk setempat.

135057664122495427
135057664122495427

Cottage ini kelak akan diberi nama Betew Boo. Betew adalah nama suku asli Raja Ampat dan Boo berarti tempat. Cottage Betew Boo disiapkan untuk melayani tanpa diskriminasi turis domestik dan asing yang datang berlibur di Raja Ampat. Fasilitas dan pelayanan yang disediakan persis layaknya resort kelas atas milik asing. Betew Boo menyediakan menyediakan sarana wisata laut seperti diving, snorkeling, kayak, dan atraksi burung Cendrawasih.

Betew Boo berpotensi besar menarik minat turis bukan hanya karena kelengkapan fasilitas dan tingkat pelayanan yang bersaing dengan resort lain tapi berbeda dengan resort lainnya, Betew Boo dikelola oleh penduduk setempat dan hasil dari keuntungan digunakan untuk memperbaiki taraf hidup penduduk melalui berbagai program pendidikan dan kesehatan.

Cita cita kami ke depan menjadikan Betew Boo sebagai landmark, institusi yang memberikan harapan, kesempatan yang nyata dan inspirasi bagi masyarakat setempat berjuang keluar dari jurang kemiskinan.

Usaha kami mendapat dukungan dan respons yang sangat baik dari dari penduduk Raja Ampat. Kepala dinas pariwisata Raja Ampat dan kepala kampung desa Sawinggrai menyambut baik dan secara resmi memberikan ijin pembangunan cottage ini. Keluarga Mayor dari desa Sawinggrai memberikan lahan di pulau Gam sebagai lokasi cottage.

Pembangunan cottage direncanakan sejak awal agar hemat biaya dan efisien tanpa mengurangi kenyamanan bagi tamu. Seluruh proses pembangunan sampai pengolahan limbah menggunakan prinsip sederhana dan ramah lingkungan dan mudah dimengerti penduduk setempat. Kami tidak menggunakan kayu tebangan liar. Penebangan dilokasi pembangunan diperhitungkan dengan baik sehingga demi menjaga lokasi cottage alami dan kehidupan satwa tidak terganggu. dapur tempat memasak dirancang terbuka dan kebersihan menjadi hal utama. Demikian juga limbah kotoran dan cucian diolah melalui pembangunan septic tank terpadu.

Melalui sumber dana pribadi dan dan berkat uluran tangan dari kerabat kami terus bergerilya mengerjakan proyek ini selama 3 tahun. Saat ini kami dalam tahap siap untuk membangun dan berusaha agar siap beroperasi awal tahun depan. Kesulitan yang kami alami saat ini adalah persediaan dana yang menipis tidak mencukupi untuk membangun.

Saat ini kami mencoba melakukan pengumpulan dana melalui berbagai cara. Dimulai dari sumbangan keluarga dan teman teman terdekat hingga mencari investor yang bersedia menanamkan modal. Sambil menunggu kemungkinan adanya investor yang tertarik, kami juga berusaha melakukan pengalangan dana melalui penjualan kaos di Patungan.net (http://mari.patungan.net/project/resort-raja-ampat).

Sumbangan yang diterima akan digunakan dalam pembangunan dan biaya operasi cottage pada awal tahun pertama. Setelah cottage Betew Boo resmi dibuka, penyumbang juga berkesempatan mendapat potongan harga bila ingin datang menginap di Raja Ampat.

Harapan kami kebutuhan dana ini akan tercapai dalam waktu cepat sehingga proyek ini bisa terlaksana secepatnya. Kami ingin mengajak para pembaca berpartisipasi dalam usaha mengentaskan kemiskinan di Raja Ampat. Ditengah pesatnya kemajuan ekonomi dan semakin meningkatnya taraf hidup masyarakat perkotaan, sudah saatnya daerah terpencil juga tidak dilupakan dan mendapat kesempatan yang sama untuk hidup layak.

Bagi yang tertarik untuk ikut berpartisipasi mengubah wajah dunia satu langkah demi satu langkah, anda bisa membantu dengan donasi atau menyebarkan kepada teman teman lain; http://mari.patungan.net/project/resort-raja-ampat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun