Mohon tunggu...
Beta Novianti K.N
Beta Novianti K.N Mohon Tunggu... Dokter - Mahasiswa, Dokter

Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Gizi Klinik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Probiotik dalam Mengatasi Obesitas

7 Desember 2021   15:29 Diperbarui: 7 Desember 2021   21:17 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Obesitas telah menjadi pandemi diseluruh dunia yang memengaruhi satu dari tiga orang. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), obesitas di seluruh dunia telah meningkat hampir tiga kali lipat sejak tahun 1975 dan pada tahun 2016 tercatat lebih dari 1,9 miliar orang dewasa mengalami kelebihan berat badan, 650 juta diantaranya mengalami obesitas.

Obesitas berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan termasuk penyakit jantung, gangguan pada tulang, gangguan metabolisme seperti kencing manis, penyakit jantung dan kanker. Mengingat besarnya dampak yang dapat ditimbulkan, berbagai upaya signifikan telah dilakukan dalam beberapa dekade terakhir untuk mengidentifikasi  penyebab dan berbagai mekanisme yang mendorong terjadinya obesitas.

Data-data terbaru menunjukkan bahwa mikrobiota usus merupakan kontributor penting dalam terjadinya obesitas. Fakta tersebut menyebabkan mikrobiota usus dijadikan target potensial dalam mengatasi obesitas, dalam hal memengaruhi komposisi mikrobiota usus, meningkatkan integritas usus, dan mengembalikan rasio mikrobiota usus yang mengalami pergeseran pada individu dengan obesitas.

Probiotik sendiri selama ini telah dikenal sebagai mikroorganisme hidup yang apabila dikonsumsi dalam jumlah yang sesuai, hidup di dalam saluran pencernaan manusia dan dapat memberikan beragam manfaat bagi kesehatan. Konsumsi probiotik telah terbukti bermanfaat  dalam mengatasi gangguan pada saluran pencernaan seperti diare dan peradangan pada saluran pencernaan, menurunkan kadar kolesterol, menurunkan tekanan darah, dan juga berperan dalam meningkatkan sistem imunitas tubuh.

Probiotik dapat diperoleh dari makanan yang sering dikonsumsi sehari-hari seperti tempe, acar mentimun, keju terutama keju mozarella dan keju cheddar, tape ketan, tape singkong, yogurt, serta kefir. Bahkan beberapa makanan tradisional Indonesia memiliki kandungan probiotik di dalamnya seperti  dadih yang merupakan yogurt tradisional khas Minangkabau dan lempok durian yaitu dodol durian khas Palembang.

Berbagai penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui efek konsumsi probiotik dalam mengatasi obesitas, menunjukkan hasil yang positif. Penelitian tersebut menunjukkan adanya manfaat dari beberapa strain probiotik dalam menurunkan berat badan, indeks massa tubuh (IMT), lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan pada individu dengan obesitas.

Penelitian yang dilakukan oleh Michael DR, dkk., Perna S, dkk., dan Cao S, dkk. dalam menilai efek pemberian probiotik untuk menurunkan berat badan, menunjukkan hasil yang hampir serupa. Pemberian probiotik terbukti berpengaruh terhadap penurunan berat badan, penurunan indeks massa tubuh, penurunan lingkar  pinggang dan rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan, serta penurunan tekanan darah, dan kadar lemak di dalam darah.

Beberapa mekanisme diduga berperan dalam penurunan berat badan pada individu yang mengonsumsi probiotik, yaitu mikrobiota usus diduga terlibat dalam mengendalikan keseimbangan energi, asupan makanan, dan rasa kenyang melalui pengaruh hormon yang berasal dari saluran cerna dan  berperan  dalam pengaturan lapar-kenyang, melalui efek hormonal di darah atau dengan menstimulasi sistem saraf secara langsung.

Keseimbangan energi dari pengaturan hormon ini dapat terganggu jika komposisi mikrobiota usus berubah. Individu dengan obesitas memiliki rasio mikrobiota strain Firmicutes dan strain Bacteroidetes yang berbeda jika dibandingkan individu dengan berat badan normal. Pada individu dengan obesitas terjadi penurunan jumlah strain Bakteroidetes yang signifikan dan rasio strain Firmicutes terhadap strain Bacteroidetes yang lebih besar dibandingkan pada orang normal. Peningkatan rasio tersebut berhubungan dengan pengeluaran hormon yang menstimulasi rasa lapar dan meningkatkan nafsu makan seperti ghrelin.  Pemberian probiotik dapat mengembalikan rasio mikrobiota usus yang mengalami pergeseran pada individu dengan obesitas.

Mikrobiota seperti Bacteroides dan Firmicutes di usus menghasilkan asam lemak rantai pendek yang merupakan sumber energi penting bagi manusia, yang juga berperan dalam mendorong pembentukan jaringan lemak serta meningkatkan pengeluaran energi. Selain itu mikrobiota usus  berperan dalam mengontrol penyerapan nutrisi di usus, sehingga secara keseluruhan mikrobiota usus yang terkandung di dalam probiotik dapat memengaruhi keseimbangan energi di dalam tubuh manusia.

Manfaat lain dari  probiotik yaitu dapat berperan dalam mengontrol nafsu makan, dengan menstimulasi pengeluaran beberapa hormon yang berperan dalam mengirimkan sinyal rasa kenyang ke otak seperti glucagon-like peptide-1  (GLP-1) dan  peptide YY (PYY), sehingga dapat berpengaruh dalam membatasi asupan makanan yang  dikonsumsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun