Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lima Hal Penting dalam Membuat Foto Berita

10 Februari 2016   16:01 Diperbarui: 26 Mei 2016   15:09 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Salam perdamaian seorang Pramuka Penegak Tangerang Selatan dengan memberi isyarat tangan "Messengers of Peace" . (Perhatikan judul foto dan keterangan pelengkap, perhatikan pula pohon di kiri dan kanan menjadi pembatas unik, seolah frame foto). (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)"] 

Saat ini tengah berkembang komunitas pewarta Pramuka yang dalam Bahasa Inggris disebut Indonesia Scout Journalist (ISI). Komunitas ini terdiri dari para Pramuka dan non-Pramuka – baik yang pernah aktif di Gerakan Pramuka maupun yang sama sekali tidak menjadi anggota – yang bertujuan untuk membantu publikasi aktivitas kepramukaan di Indonesia khususnya, dan di dunia internasional umumnya.

Kenapa komunitas ini dibentuk? Ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masih sering dikemukakan, apakah Pramuka masih ada? Selain latihan di sekolah, kenapa tak terdengar atau terbaca aktivitas lainnya? Apakah kegiatan Pramuka hanya latihan baris-berbaris, berkemah, dan bernyanyi saja?

Padahal, kegiatan kepramukaan sungguh beragam. Mulai dari yang kecil, dilakukan di lingkungan gugusdepan, sampai kegiatan internasional yang melibatkan puluhan ribu bahkan jutaan Pramuka dan Pandu dari seluruh dunia. Komunitas ISJ mencoba membantu memberikan gambaran tentang kegiatan kepramukaan itu, baik melalui tulisan berita atau foto berita.

Untuk foto berita, sebenarnya tidak terlalu sulit. Saat ini, telepon seluler sudah sedemikian canggihnya, sehingga dapat dipakai untuk memotret, bahkan mengabadikan dalam bentuk film , beragam kegiatan kepramukaan.

Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam membuat foto berita. Pertama, sebagaimana dijelaskan oleh Biro Kepanduan Sedunia (World Scout Bureau), karena kegiatan kepanduan adalah kegiatan bagi kaum muda, maka sebaiknya foto-foto yang dimuat lebih banyak foto-foto yang menampilkan kaum muda. Bukan berarti mereka yang sudah berumur atau sudah tua tak boleh ditampilkan, tetapi sebaiknya proporsi penampilannya, lebih banyak foto kaum muda.

[caption caption="Seorang Pembina Pramuka mengamati seorang peserta pelatihan SAR di Tangerang Selatan. (Perhatikan judul dan keterangan pelengkap foto, perhatikan pula sudut pengambilan dari belakang tubuh si Pembina Pramuka, karena sasaran utamanya adalah peserta pelatihan SAR yang mengenakan kaus oranye). (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)"]

 

Kedua, foto-foto yang ditampilkan sebaiknya foto “action”. Di dalam lingkungan Gerakan Pramuka dan kepanduan sedunia umumnya, kegiatan dalam bentuk upacara atau apel bendera memang merupakan hal penting. Melalui kegiatan tersebut, kaum muda diberikan pendidikan tentang cinta Tanah Air, bela negara, disiplin, dan berbudi pekerti yang baik.

Jadi kalau ada foto upacara atau apel bendera, boleh-boleh saja. Tetapi sebaiknya diimbangi dengan foto-foto kegiatan lainnya, terutama kegiatan di luar ruangan. Sebagaimana ungkapan “Scouting is Outing” (Kepramukaan/Kepanduan adalah Keluar), maka foto-foto di luar ruangan, lebih bagus lagi di alam terbuka, sebaiknya sering ditampilkan.

Ketiga, hindari foto yang menampilkan para Pramuka berjejer dengan menghadap ke muka, apalagi kalau posenya statis dan kaku. Tampilkan foto “penuh gerak”, foto para Pramuka yang ceria, foto para Pramuka yang berbakti menolong orang lain.

Keempat, dalam memilih sudut pengambilan foto, tidak perlu selalu harus dari depan. Bisa juga dari samping atau bahkan dari belakang, dan bisa dari bawah serta dari atas sekali pun. Penggunaan kamera drone, memudahkan untuk mengambil foto-foto “mata burung” (bird eye), sebuah istilah untuk menunjukkan foto yang diambil dari ketinggian, sebagaimana burung menatap ke bawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun