Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Bukan April Mop: Uang Terbakar Masih Laku Ratusan Ribu Rupiah

1 April 2020   11:49 Diperbarui: 1 April 2020   16:00 2361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uang-uang kertas PRRI-Permesta yang sebagian bekas terbakar. (Foto: BDHS)

Untuk memperkuat jati dirinya, maka PRRI-Permesta menerbitkan pula uang dan prangko sendiri. Sebagaimana sudah diketahui luas, uang dan prangko merupakan hal penting sebagai bukti sebuah negara berdaulat.

Dua dari satu set terdiri dari empat prangko PRRi-Permesta yang dicetak seadanya. (Foto: koleksi pribadi)
Dua dari satu set terdiri dari empat prangko PRRi-Permesta yang dicetak seadanya. (Foto: koleksi pribadi)
Percetakan Negara Manado

Pada awalnya, uang PRRI hanyalah menggunakan uang kertas yang sudah ada dan beredar sebelumnya. Uang-uang itu kemudian distempel atau diberi cap bertulisan "alat pembajaran jang sah" dari PRRI, kemudian cap komando pertahanan PRRI dan cap tanda tangan salah satu pejabat PRRI.

Belakangan, PRRI mencetak dan menerbitkan uang kertas sendiri. Cetakannya sangat sederhana dengan gambar rumah tradisional di Sumatera (rumah adat Batak) dan di Sulawesi (rumah adat Toraja).

Selain dicetak dan diterbitkan di Pulau Sumatera, sejumlah uang kertas PRRI juga dicetak di Manado, Silawesi Utara. Percetakan Negara Manado yang telah dikuasai oleh Permesta segera mencetak sejumlah uang kertas dengan harga satuan (nominal) Rp 5 (lima rupiah), Rp 10, Rp 25, Rp 50, Rp 100, Rp 500, Rp 1000, dan Rp 5000. 

Sekadar informasi yang masih harus dicek kebenarannya, dengan selembar uang Rp 10 dan Rp 10 + Rp 5 sudah mendapatkan sebutir kelapa muda dan the manis sangat, Rp 25 untuk segelaskopi hangat dan dengan Rp 50 sudah bisa makan seadanya dengan lauk sayur daun papaya dan sepotong ikan.

Gerakan PRRI-Permesta ini tak bertahan lama, karena segera ditumpas oleh pemerintah pusat. Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, PRRI-Permesta bubar. 

Salah satu pimpinan terakhir yang PRRI-Permesta yang menyerahkan diri kepada pemerintah pusat adalah Ventje Sumual -- atau lengkapnya Herman Nicolaas Ventje Sumual -- bekas petinggi militer di Pulau Sulawesi, yang mengakhiri perlawanannya pada awal Oktober 1961.

Dibuang dan Dibakar

Lalu ke mana uang-uang kertas PRRI-Permesta itu? Tidak banyak yang tahu, namun yang pasti sebagian terbesar dibuang karena sudah tidak laku digunakan lagi. 

Ada yang menyebutkan bahwa uang PRRI itu bisa ditukar dengan uang sah Republik Indonesia, tetapi tidak ada data yang valid. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun