Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Seri Prangko Indonesia 2018, dari Asian Games sampai Karnaval Pariwisata

28 Maret 2018   11:28 Diperbarui: 28 Maret 2018   18:59 4449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartu pos yang ditempel prangko Shio Anjing (atas) dan sebagian prangko Menyambut Asian Games XVIII (bawah), dan dibubuhi cap hari terbit pertama. (Foto: koleksi pribadi)

Setelah seri prangko "Menyambut Asian Games XVIII-2018" terbit pada 18 Januari 2018, dan kemudian seri astrologi Tiongkok "Tahun Anjing" pada 1 Februari 2018, maka rencana penerbitan prangko Indonesia berikutnya adalah prangko seri pariwisata bertajuk "Karnaval/Festival Pariwisata Indonesia" yang bakal terbit pada 20 Mei 2018.

Hal tersebut dapat dilihat dari Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 215 Tahun 2018 tentang Program Penerbitan Prangko Tahun 2018. Dalam keputusan yang ditandatangani Menteri Rudiantara itu, ditetapkan 13 (tigabelas) seri penerbitan prangko dan 4 (empat) kemasan khusus.

Serial prangko dengan tema pariwisata memang menjadi salah satu andalan Indonesia. Bermodalkan beragamnya destinasi dan objek wisata yang menarik, membuat banyak pilihan untuk dijadikan desain dalam prangko Indonesia. Selain sebagai tanda pelunasan pembayaran kiriman pos -- khususnya surat pos dan kartu pos -- prangko memang dapat menjadi sarana promosi bagi suatu negara. 

Promosi pariwisata tentu menjadi yang terus digencarkan oleh Pemerintah RI, apalagi dalam upaya meningkatkan jumlah wisatawan asing sehingga bisa tembus melewati angka 20 juta orang.

Prangko Shio Monyet yang terbit beberapa waktu lalu, menampilkan desain bagian dari budaya Indonesia, Anoman. (Foto: Pos Indonesia)
Prangko Shio Monyet yang terbit beberapa waktu lalu, menampilkan desain bagian dari budaya Indonesia, Anoman. (Foto: Pos Indonesia)
Tahun ini, Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) Pertimbangan Prangko -- unit kerja di bawah Direktorat Pos, Direktorat Jenderal Penyelengggaraan Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informasi, memilih prangko seri pariwisata dengan mencoba mengangkat gambar-gambar desain berbagai karnaval dan festival yang diselenggarakan di banyak daerah di Indonesia. Sejak beberapa tahun belakangan, makin banyak daerah yang menyelenggarakan karnaval dan festival yang penuh gegap gempita menampilkan seni budaya masing-masing.

Bisa dikatakan, karnaval dan festival semacam itu dimulai dari Jember Fashion Carnaval yang digagas desainer dan pengajar sekolah mode, Dynand Fariz, pada 2003 atau 15 tahun lalu. Sejak kesuksesan acara di Jember, Jawa Timur, yang menarik minat wisatawan asing maupun wisatawan nusantara, berbagai daerah lainnya ikut menggelar acara serupa. Ada yang dinamakan carnival, ada yang bernama festival, dan sebagainya.

Memilih desain yang menarik merupakan satu hal, setelah itu perlu pula ditindaklanjuti dengan merancang desain yang eye catching, agar masyarakat luas yang melihatnya menjadi "tergoda" untuk membeli dan memanfaatkan prangko seri pariwisata tersebut.

Namun di luar itu semua, yang tak kalah penting adalah upaya mempromosikan keberadaan prangko itu sendiri. Akan menarik bila peluncuran prangko itu dapat dilakukan saat penyelenggaraan karnaval atau festival di masing-masing daerah. Jadi misalnya, prangko dengan desain Jember Fashion Carnaval diluncurkan bersamaan penyelenggaraan karnaval di Jember itu.

Ini memang bakal menimbulkan masalah, karena biasanya satu seri prangko diterbitkan bersamaan, walau pun gambar desainnya menampilkan acara-acara yang mungkin diadakan pada saat berlainan. Jalan keluar yang termudah, adalah dengan tetap menerbitkan pada waktunya, yaitu pada 20 Mei 2018 seperti tertera pada Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika itu.

Setelah itu, setiap penyelenggaraan karnaval atau festival diadakan lagi promosi khusus, misalnya dengan membawa mock up (pembesaran) prangko dan Sampul Hari Pertama (SHP) keliling mengikuti jalur karnawal tersebut. Jadi, para pengunjung karnaval dapat ikut melihat keberadaan prangko terkait karnaval atau festival tersebut.

Lebih seru lagi, kalau misalnya PT Pos Indonesia mencetak kartu-kartu pos khusus bergambar karnaval itu dan dijual bersama prangkonya di kantor-kantor pos yang ada di lokasi karnaval atau festival. Wisatawan yang datang dapat membeli dan mengirimkan sebagai kenang-kenangan untuk dikirim ke saudara atau kerabatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun