Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Vasco da Gama, Kochi, dan Indonesia

12 Februari 2017   10:24 Diperbarui: 13 Februari 2017   15:42 2908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan wajah Vasco da Gama. (Foto: profilbos.com)

Tepat 12 Februari 1502 atau 515 tahun lalu, Vasco da Gama memulai pelayarannya dari Lisabon, Portugal, ke India. Vasco da Gama yang berkebangsaan Portugis adalah salah satu nama besar di antara sedikit pengelana dan pengeliling dunia dari Eropa yang menggunakan kapal-kapal layar dalam kurun antara abad ke-14 sampai ke-17 Masehi.

Lahir di Portugal pada 1469, da Gama disebut-sebut sebagai orang pertama yang menemukan jalur laut langsung dari Eropa ke India, dengan melakukan perjalanan laut mengelilingi  Afrika. Perjalanannya pada 12 Februari 1502 merupakan perjalanannya kedua ke India. Pelayarannya yang pertama dilakukan pada 1497 dan berhasil dengan sukses. Da Gama dianggap pahlawan di negaranya, karena dia berhasil mewujudkan keinginan penguasa negaranya yang telah disusun sekitar 80 tahun untuk mendapatkan akses komersial ke negeri-negeri di Timur.

Pelayaran itu membuka kesempatan bagi Portugal untuk menguasai India, dan selama lebih dari 450 tahun menguasainya telah menghasilkan kekayaan bagi negara tersebut dari berbagai hasil bumi yang diperoleh Portugis di India.

Itulah sebabnya ketika da Gama ingin melakukan pelayarannya kedua ke India, penguasa Portugal segera menyetujui dan membantunya dengan tak kurang 20 kapal layar lengkap dengan awak dan peralatannya. Pelayaran kedua itu juga berhasil dengan sukses.

Sayang dalam pelayarannya ketiga pada 1524, da Gama menderita penyakit malaria di Goa, India. Dia meninggal dunia pada 24 Desember 1524 di Cochin atau dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan nama kota Kochi.

Pelaut Indonesia

Uniknya berkaitan dengan Kochi yang sering disebut juga dengan julukan “Ratu dari Laut Arab”, ada hubungan sejarah juga dengan Indonesia. Kochi yang  sejak 1958 ditetapkan berada di negara bagian Kerala, India, bukan nama baru bagi para pelaut Indonesia, khususnya para pelaut-pelaut dari Jawa dan Sumatera.

Armada kapal layar Vasco da Gama. (Foto: q-files.com)
Armada kapal layar Vasco da Gama. (Foto: q-files.com)
Pada masa lalu, pelaut-pelaut dari Kerajaan Kalingga di Jawa dari sekitar abad ke-6 serta dari Kerajaan di Sriwijaya dari sekitar abad ke-7 telah berlayar sampai ke India. Khusus Kalingga, namanya bahkan dikaitkan dengan Kalingga di India yang telah ada sejak abad ke-3 Sebelum Masehi. Sejumlah sejarawan menyebutkan pula bahwa pada abad ke-10, para ahli kapal dari Nusantara juga telah dipercaya memimpin pembuatan kapal-kapal layar di Kochi. Sampai saat ini Kochi memang menjadi  pusat galangan pembuatan kapal terbesar di India.

Belakangan, Kochi kembali menjadi perhatian sejarawan Indonesia, ketika kota itu ditukar dengan Pulau Bangka yang sekarang menjadi bagian dari Provinsi Bangka Belitung. Adalah Kerajaan Inggris dan Belanda yang mengadakan perjanjian pada 1841. Mewakili Inggris adalah Robert Stewart, sedangkan dari pihak Belanda adalah Hendrik Fagel. Pada perjanjian di London pada 13 Agustus 1814 itu, Belanda memberikan Kochi kepada Inggris, dan sebaliknya Inggris memberikan Pulau Bangka kepada Belanda.

Jadi ketika 12 Februari ini kita memperingati 515 tahun perjalanan Vasco da Gama yang memimpin armada 20 kapal layar ke India, kita teringat kembali pada petualang asal Portugis yang kemudian meninggal dunia di Kochi, India. Kochi yang juga erat kaitannya dengan sejarah nasional Indonesia, karena sejak abad ke-7 atau 8 telah didatangi pelaut-pelaut dari Indonesia, dan selanjutnya pada abad ke-10 pembuatan kapal di Kochi telah dipimpin oleh para ahli kapal Nusantara. Berikutnya, pada 1814 Kochi yang tadinya milik Belanda ditukar dengan Pulau Bangka milik Inggris.

Catatan kecil ini bakal juga menjadi bagian catatan perjalanan pelayaran antar India ke dan dari Indonesia yang telah ada sejak berabad-abad lampau.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun