Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Perjuangan "The Last Boy Scout" Menuju Jambore Kepanduan Sedunia Tahun 1937

3 Desember 2016   22:33 Diperbarui: 4 Desember 2016   01:19 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ama Soewarma dengan salam Pandu. (Foto: ISJ)

Namun, rupanya biaya yang dimiliki Soewarma masih kurang. Maka dia menemui kepala koki di kapal laut MS Dempo. Selain pintar berdagang, rupanya Soewarma juga pandai memasak. Dia menawarkan keahliannya untuk menjadi pembantu koki, sehingga akhirnya biaya untuk berangkat ke Belanda mencukupi dan Soewarma pun bisa ikut Jambore Kepanduan Sedunia ke-5.

Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell (kiri), bersama Ratu Wilhemina dari Belanda, saat upacara pembukaan Jambore Kepanduan Sedunia ke-5. (Foto: Istimewa)
Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell (kiri), bersama Ratu Wilhemina dari Belanda, saat upacara pembukaan Jambore Kepanduan Sedunia ke-5. (Foto: Istimewa)
Suatu jambore yang tercatat dalam sejarah, sebagai jambore dunia pertama yang dihadiri peserta dari Indonesia (ketika itu masih bernama Hindia-Belanda). Jambore Kepanduan Sedunia ke-5 itu juga merupakan jambore dunia terakhir yang dihadiri oleh Baden-Powell, karena beliau kemudian meninggal dunia pada 1941, dan sekaligus jambore dunia terakhir sebelum pecahnya Perang Dunia II pada 1942. Jambore Kepanduan Sedunia berikutnya baru diadakan setelah Perang Dunia II usai, yaitu di Prancis pada 1947.

Begitulah kisah Soewarma yang direkam para anggota Indonesia Scout Journalist, R. Andi Widjanarko, Mia Damayanti Sjahrir, dan Adi Rachmatullah, ketika mereka berkunjung ke kediaman Soewarma yang merayakan ulang tahunnya ke-100. Soewarma itulah satu-satunya yang tersisa dari kontingen Kepanduan Hindia-Belanda ke Jambore Kepanduan Sedunia-5 pada 1937.

Jadi tak salah bila disebut bahwa Soewarma itu adalah The Last Boy Scout. Bahkan bisa jadi bukan saja satu-satunya yang tersisa dari Indonesia, tetapi juga dari 28.750 Pandu mewakili 54 negara yang hadir di Jambore Kepanduan Sedunia ke-5 tersebut. Soewarma sejatinya memang The Last Boy Scout yang kini genap berusia 100 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun