Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejak Dulu, Tambang untuk Kehidupan dan Kemakmuran Rakyat

13 November 2016   10:56 Diperbarui: 13 November 2016   11:05 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Replika di Museum Nasional Indonesia, menggambarkan manusia prasejarah menggunakan batuan dari tambang untuk membuat api. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)

Dibangun di lahan seluas 6 hektare, IPN memiliki perpustakaan teknis, tiga blok ruang kelas, dan dua bengkel besar. Juga tersedia tiga area simulasi tambang bawah tanah dalam skala penuh, sehingga mereka yang belajar di IPN berkesempatan melakukan praktik lapangan dengan baik.

Setidaknya ada lebih dari 300 instruktur di IPN yang telah terakreditasi secara internasional. Mereka inilah yang membantu pendidikan para siswa, yang juga berkesempatan mencoba 10 simulator dan 20 truk serta alat  berat, yang nantinya harus mampu dikuasai dan dikendalikan mereka yang bekerja di bidang pertambangan.

Hal lainnya yang dibangun adalah Lapangan Terbang Mulu. Terletak di Tsinga, lapangan terbang itu terletak di ketinggian 1950 meter di atas permukaan laut. Bila sebelumnya orang harus berjalan dari Tsinga ke Timika  dan memerlukan waktu empat hari, dengan adanya lapangan terbang itu waktu tempuh diperpendek hanya 15 menit saja dengan menggunakan pesawat terbang.

Tersedia dua kali penerbangan tiap minggunya, rute Tsinga-Timika dilayani oleh pesawat Pilatus Porter milik Susi Air. Harga tiketnya pun sampai saat ini masih disubsidi oleh PT Freeport Indonesia, sehingga setiap penumpang cukup membayar Rp 175.000.

Ini hanya sedikit dari contoh-contoh upaya perusahaan pertambangan dan dunia pertambangan umumnya, dapat membantu kehidupan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Suatu upaya yang perlu terus dikembangkan, sehingga “tambang untuk kehidupan (dan kemakmuran) rakyat” bukan sekadar slogan, tetapi terbukti nyata bagi seluruh lapisan anak bangsa di negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun