Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

AMI Sepakat Bapak Museum Indonesia adalah Amir Sutaarga

17 Oktober 2016   15:01 Diperbarui: 19 Oktober 2016   14:54 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak Museum Indonesia, Amir Sutaarga (kanan) | Foto oleh Putri Detik Travel

Asosiasi Museum Indonesia (AMI) sepakat bahwa Bapak Museum Indonesia adalah Amir Sutaarga. Hal itu dikemukakan Ketua Umum AMI, Putu Supadma Rudana, dalam pertemuan di Jakarta, Senin, 17 Oktober 2016. Sementara mengenai Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sempat menjadi heboh karena disebut sebagai Bapak Permuseuman Indonesia, Ketua Umum AMI itu memberi klarifikasi.

“Kami sepakat bahwa Bapak Museum Indonesia cuma satu, yaitu Bapak Amir Sutaarga. Sedangkan terkait pemberian Museum Awards baru-baru ini, yang kami berikan kepada Bapak SBY adalah sebagai Bapak Permuseuman Indonesia Tahun 2016,” tuturnya.

Putu Supadma Rudana menambahkan, ada tertulis angka tahun pada piagam Bapak Permuseuman Indonesia itu. Menurutnya, pihak AMI memang merencanakan tiap dua tahun sekali memberikan gelar Bapak Permuseuman Indonesia. Jadi kemungkinan pada 2018, 2020, dan seterusnya ada lagi yang diberikan penghargaan Bapak Permuseuman Indonesia itu.

“Bisa saja pada 2018 kami memberikan kepada almarhum Bapak Soeharto, mantan Presiden RI yang pada masanya banyak memberikan perhatian kepada perkembangan museum di Indonesia. Walaupun demikian, tentunya kami akan berembuk dulu dan juga menghubungi keluarganya,” tambah Putu.

Dalam pertemuan yang dihadiri juga oleh Waluyono, salah satu pengurus AMI, dan Djulianto Susantio, arkeolog dan penulis serta penggiat Komunitas Pencinta Museum Indonesia, Putu menjelaskan juga, meskipun dijadwalkan pemberian penghargaan Bapak Permuseuman Indonesia itu tiap dua tahun sekali, tetapi AMI tidak akan memaksakan diri. Bila pada 2018 tidak ada yang sesuai menurut AMI, bisa saja baru diberikan pada 2020 atau bahkan 2022.

“Pokoknya, penghargaan Bapak Permuseuman Indonesia akan diberikan pada tahun genap, karena saya senang angka genap, bukan angka ganjil. Lagi pula genap berarti menggenapi sehingga kesannya lebih menyempurnakan,” ujar Putu lagi.

Ketika ditanyakan kenapa harus dibedakan antara Bapak Museum Indonesia dan Bapak Permuseuman Indonesia, baik Putu maupun Waluyono menerangkan, bahwa pihaknya menganggap bahwa Bapak Museum Indonesia cuma satu orang, yaitu almarhum Amir Sutaarga. Bapak Museum, menurut mereka, adalah orang yang benar-benar membaktikan dan mengabdikan dirinya untuk perkembangan museum di Tanah Air.

Moh Amir Sutaarga. (Foto: koleksi Kemdikbud)
Moh Amir Sutaarga. (Foto: koleksi Kemdikbud)
Sementara, Bapak Permuseuman Indonesia, menurut kedua pengurus AMI itu, adalah orang yang memberi perhatian, moril dan material, untuk perkembangan permuseuman di Indonesia. Jadi, bisa lebih dari satu yang disebut Bapak Permuseuman Indonesia. “Untuk Pak SBY adalah sebagai Bapak Permuseuman Indonesia Tahun 2016,” tegas Putu.

Ketika ditanyakan lagi mengapa yang tersiar di media massa hanya disebut Bapak Permuseuman Indonesia saja tanpa angka tahun, Putu dan Waluyono menjelaskan sebenarnya di piagam penghargaan yang diberikan sudah ada angka tahunnya. “Mungkin wartawan salah kutip,” tutur mereka.

“Saya sendiri tidak punya kepentingan apa-apa, bahkan selama ini untuk mengembangkan AMI saya sampai keluar biaya pribadi cukup besar. Penghargaan Bapak Permuseuman Indonesia adalah salah satu upaya untuk memberikan apresiasi kepada tokoh-tokoh yang membantu mengembangkan museum di Indonesia. Itu sebabnya, kami berencana untuk memberikan penghargaan itu setiap dua tahun sekali,” Putu menambahkan.

Sebenarnya, Amir Sutaarga sendiri sudah pernah mendapat Lifetime Achievement Award pada acara “Museum Awards” 2012. Saat itu, Amir Sutaarga dihargai karena jasanya sebagai tokoh yang sangat berdedikasi pada perkembangan museum. “Museum Awards” sendiri merupakan acara tahunan yang diselenggarakan Komunitas Jelajah, yang tahun ini bekerja sama dengan AMI dan Taman Mini Indonesia Indah.

Dalam acara puncak “Museum Awards” 2016 itu, oleh panitia pelaksana acara SBY diberikan penghargaan sebagai Tokoh Peduli Museum, dan kemudian oleh AMI juga disebut sebagai Bapak Permuseuman Indonesia, yang seperti dikatakan Ketua Umum AMI sendiri, lengkapnya penghargaan itu seharusnya berbunyi “Bapak Permuseuman Indonesia Tahun 2016”. Dan untuk tahun ini, gelar Lifetime Achievement Award atau “Pengabdian Sepanjang Hayat” diberikan kepada I Nyoman Gunarsa.

Heboh pemberian penghargaan Bapak Permuseuman Indonesia kepada SBY yang oleh media massa tidak disebutkan ada angka tahunnya, memang menggema di kalangan penggiat museum, pemerhati, dan pencinta museum, sampai para ahli museologi (studi ilmiah tentang museum), yang menurut AMI seharusnya “Bapak Permuseuman Indonesia Tahun 2016”, mungkin karena selama ini dalam berbagai media dan tulisan sudah sering ditulis Amir Sutaarga sebagai Bapak Permuseuman Indonesia, bukan sekadar Bapak Museum Indonesia.

Contohnya dalam situs resmi Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ada artikel berjudul “M. Amir Sutaarga: Bapak Permuseuman Indonesia” (baca lengkapnya di sini), atau juga tulisan berjudul “Mengenang Bapak Permuseuman Indonesia Moh Amir Sutaarga” pada Kompasiana ditulis oleh Djulianto Susantio, yang bisa dibaca di sini.

Sejauh yang diketahui sebenarnya Amir Sutaarga belum secara resmi dinyatakan sebagai Bapak Museum Indonesia. Pernah ada wacana untuk memberi penghargaan itu ketika Amir Sutaarga masih hidup, tetapi beliau dengan rendah hati menolak. Kini mungkin baik bila AMI, Pemerintah, atau semua pihak yang terkait dengan permuseuman di Indonesia, termasuk Komunitas Jelajah dan lainnya, dapat segera menetapkan bahwa Moh Amir Sutaarga adalah Bapak Museum Indonesia. Hal ini penting, agar publik juga tidak bingung atau bertanya-tanya bila nantinya ada lagi yang diberikan gelar Bapak Permuseuman Indonesia pada tahun-tahun mendatang.

Dalam pertemuan tersebut saya sudah menyarankan agar AMI mengeluarkan siaran pers resmi, agar publik jadi tahu dengan jelas mengenai pemberian penghargaan tersebut serta latar belakangnya. Walaupun mungkin bisa saja diperdebatkan lagi apa bedanya 'Bapak Museum' dan 'Bapak Permuseuman'. Namun bila sudah ada keputusan resmi bahwa Amir Sutaarga adalah Bapak Museum Indonesia, dan istilah Bapak Permuseuman Indonesia hanya berlaku pada tahun tertentu dan karena itu penulisannya harus lengkap “Bapak Permuseuman Indonesia Tahun …..”, mungkin dapat membantu masyarakat luas memahaminya.

Usulan lain, karena sudah terlanjur menyebutkan “Bapak Permuseuman Indonesia Tahun ….”, mungkin dapat pula dituliskan di masa mendatang sebagai 'Bapak/Tokoh Permuseuman Indonesia Tahun ….' Namun yang pasti, kita harus sepakat bahwa gelar 'Bapak' yang sesungguhnya apakah itu 'Bapak Museum' atau 'Bapak Permuseuman' memang seharusnya diberikan kepada mereka yang benar-benar mengabdikan diri sepanjang hayat pada permuseuman di Tanah Air, dan untuk itu nama Amir Sutaarga adalah yang paling mengemuka. Tentu saja ini tidak mengurangi jasa SBY atau tokoh-tokoh lain yang di tahun-tahun mendatang akan dipilih AMI untuk mendapatkan penghargaan seperti yang telah diperoleh SBY.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun