Mohon tunggu...
Bertram Budiharto
Bertram Budiharto Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Politik dan Ekonomi

Pelajar kelas 10 SMA. Senang mengikuti berita-berita politik dan gemar menganalisanya terutama yang menyangkut masalah domestik dan internasional. Membaca buku tentang sejarah ekonomi dan politik menjadi hobi utama saya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Setelah Pandemi Dunia Harus Mandiri dari Tiongkok

29 Juni 2020   16:30 Diperbarui: 29 Juni 2020   16:22 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Donald Trump dan Xi Jinping berjabat tangan saat bertemu pada acara Osaka Summit 2019.

2020 adalah tahun yang penuh dengan peristiwa yang tak terlupakan. COVID-19 belum berakhir. Sekarang, dunia harus menghadapi meningkatnya eskalasi dan ketegangan antara negara-negara terkuat dalam hal ekonomi: Amerika Serikat dan Cina.

Orang bisa mengatakan ini adalah pertarungan antara kekuatan besar yang berusaha mempertahankan hegemoni globalnya dan kekuatan yang muncul dimana orang telah menyaksikan sendiri perkembangan besar-besaran mereka sejak tahun 2000-an, terutama ketika negara itu menjadi negara anggota WTO.

Thucydides, seorang filsuf dan sejarawan Yunani, memenangkan dorongan teori Jebakan Thucydides-nya, yang pada dasarnya menunjukkan terjadinya bahwa yang kuat akan melakukan apa yang mereka bisa dan yang lemah harus menderita apa yang harus mereka lakukan.

Tentu saja, ini benar-benar berhubungan dengan situasi geopolitik saat ini yang kita hadapi sekarang dan di tahun-tahun berikutnya. Semua berharap kedua negara ini tidak akan terjebak dalam sesuatu yang telah dikatakan dalam teori yang diuraikan di atas.

Salah satu alasan utama adalah karena dunia membutuhkan waktu untuk memulihkan diri dari keruntuhan ekonomi dan kembali ke kehidupan normal di mana mesin produksi dihidupkan kembali sebanyak mungkin.

Ini semua dimulai pada tahun 2018, kedua negara menyatakan untuk memulai perang dagang yang selanjutnya mengarah ke perang mata uang.

Situasi belum membaik tetapi menjadi suram karena pandemi global, di mana Donald Trump menyalahkan Cina untuk semuanya, terutama tentang kelalaian karena kurangnya responsif dan transparansi untuk menangani dan mengekang epidemi lokal.

Masih mengenai hal ini, Trump juga menuduh WHO berkolusi dengan China seperti menutupi semua peristiwa asli yang terjadi selama masa-masa kritis awal dan merekomendasikan AS untuk menerima imigran dari Tiongkok. 

Selanjutnya, sementara dunia menderita coronavirus, Cina mencoba menyelidiki kelemahan di Laut Cina Selatan dengan mengklaim beberapa pulau milik negara-negara Asia Tenggara.

Padahal, ada hukum internasional yang mengikat yang dibuat oleh negara-negara dunia termasuk Cina dan itu juga telah ditetapkan oleh PBB untuk secara sadar taat dan patuh, dalam hal ini aturan kedaulatan laut. Namun, China secara sepihak mengklaim semua pulau sebagai milik mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun