Mohon tunggu...
Berthy B Rahawarin
Berthy B Rahawarin Mohon Tunggu... Dosen -

berthy b rahawarin, aktivis.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Wamenperin Prof DR Alex Retrau: Untuk Industri Kelapa, Saya 'All-Out'...

31 Mei 2010   15:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:50 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

[caption id="attachment_154852" align="alignright" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Setelah beberapa kali pertemuan dengan kalangan Forum Kelapa Indonesia (FOPKI) yang diketuai Ibu Poppy Dharsono, Wamen-Perind Prof. DR. Alex Retraubun melihat betap mendesak dan strategisnya mendorong suatu reindustrialisasi yang dibangun dengan political-will yang kuat dari jajaran terkait, baik Departemen Pertanian dan Perkebunan, hingga Departemen yang ikut dipimpinnya, yaitu Departemen Perindustrian. Di Jakarta kemarin (30/05/2010), Prof. Alex Retraubun memberi penjelasan tekhnis kepada beberapa media ibu kota perihal rencana-aksi itu. Merinci laporan kami di blog Kompasiana beberapa waktu lalu (Meniup Isu Kelapa dari Bumi Nyiur Melambai), DR.Alex Retraubun menyatakan bahwa, saking srategisnya dan prospektifnya, Kemenperin telah memasukkan industri kelapa sebagai salah satu program prioritas dalam rangka reindustrialisasi di cabang industri makanan minuman dan tembakau pada 2010-2014. Sebagai tahap awal reindustrialisasi kelapa, lanjutnya, industri minyak kelapa diharapkan secara bertahap dapat mengkonversi maupun berekspansi di industri non-minyak seperti susu kelapa (coconut milk) sebagai alternatif peng-ganti susu sapi. Adapun potensi ekspor produk tersebut masih sangat besar. Menurut Alex, jenis susu santan ini paling populer di negara-negara tropis dan Asia sebagai bahan dasar untuk membuat masakan dan minuman sehari-hari. Industri pengolahan susu kelapa hanyalah salah satu industri yang prioritas dikembangkan. Agar bisa berkembang, industri pengolahan kelapa di dalam negeri membutuhkan diversifikasi produk kelapa hingga 200 macam dibandingkan dengan kondisi saat ini yang baru sekitar 30 macam. "Produk hilir kelapa di Filipina sudah mencapai 100 macam sedangkan kita masih sekitar 30 macam. Ekspor kita otomatis masih kalah jauh. Mengingat besarnya potensi pasar yang belum tergarap, kami harap investor kelapa sawit ada yang tergerak menanamkan modalnya di industri ini untuk memperkuat struktur industrinya," paparnya. Forum Kelapa Indonesia (FOPKI) memperkirakan industri kelapa membutuhkan suntikan modal baru sekitar US$400 juta-US$1 miliar dalam 5 tahun ke depan untuk mendongkrak pertumbuhan dan daya saing industri kelapa melalui diversifikasi produk guna meningkatkan ekspor. Ketua Dewan Pertimbangan Fokpi Bambang W. Koesoema menerangkan agar investasi itu terealisasi, Indonesia membutuhkan perluasan lahan kelapa hingga 10.000 hektare. Investasi lahan ini, jelasnya, membutuhkan investasi US$110 juta. Dalam RAPBN 2011, lanjut Alex, Kemenperin akan mengusulkan anggaran Rp. 300 miliar untuk merevitalisasi industri kelapa nasional. Dana tersebut untuk menyediakan bantuan peralatan dan teknologi, sosialisasi dan edukasi ke petani.

Industri kelapa semestinya bisa berperan sejajar dengan industri kelapa sawit dalam memperkuat keunggulan komparatif industri manufaktur nasional, bukannya malah terabaikan. Karena itu, dibutuhkan konsep dan terobosan baru.

“Untuk reindustrialisasi Kelapa, saya akan berjuang habis-habisan (all out) agar target minimum harus dicapai…,” demikian beberapa alumni Newcastle University ini memberi komitmen dan personal guarantee.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun