Mohon tunggu...
Berthy B Rahawarin
Berthy B Rahawarin Mohon Tunggu... Dosen -

berthy b rahawarin, aktivis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Raja Salman, Ahok dan Salomo

31 Maret 2017   10:00 Diperbarui: 1 April 2017   06:33 3309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehadiran Raja Salman di Indonesia dengan rombongannya di Indonesia belum lama ini (1-9 Maret) dengan tim raksasa untuk sebuah rombongan dalam “kunjungan” kenegaraan, bukan hanya momentum historis hubungan Republik Indonesia dengan Kerajaan Saudi, tetapi sebuah pesan global yang tak ternilai, dengan dampak sosial-ekonomi hingga politik nasional bagi rakyat Indonesia

Arab News, harian berbahasa Inggeris, menulis, “Lautan cinta menyambut kedatangan Raja Salman di Indonesia,” terkait lawatan Raja Salman di Indonesia itu. Harian ini, selain menurunkan beberapa berita, juga memasang galeri foto yang menunjukkan antusiasme masyarakat, dari anak-anak sekolah hingga orang dewasa, yang berdiri di pinggir jalan untuk menyambut langsung Raja Salman.

Buat saya, kehadiran Raja Salman yang “sedikit kata” (yang terpublikasi), banyak pesan “simbolik” luar biasa  dahsyat yang mengubah (disclosure) ‘mitos-mitos’ tidak tepat bahkan berlawanan dengan the real King Salman. Keterbukaan dan kesediaan King Salman menerima tokoh lintas keyakinan di Indonesia, menyaksikan Tari Pendet Bali oleh puteri-puteri Sekolah Dasar, berada di Bali hingga menambah waktu dua hari berada di Bali, semuanya memberipesan lebih dari kesejukan dan persaudaraan yang jelas tanpa interpretasi dan penjelasan verbal.

Momentum menyalami ‘tuan rumah DKI’ Gubernur Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok tentu sebuah simbolik lainnya, yang sama dahsyat dampaknya. Tindakan-tindakan simbolik Raja Salman adalah pesan persaudaraan global, meluluh-lantahkan “eksklusivisme” yang dibangun di seputar figur “King Salman” (dan keluarga). Kunjungan Raja Salman adalah keteladanan yang memberi daya pesan persaudaraan rahmatan lil-alamin yang akan lama membekas, dan dicatat banyak kalangan dan generasi milenial.

***

Raja Salman mengingatkan dunia (khususnya, Muslim-Kristen) untuk sejumlah nama berbeda namun tertuju kepada orang Yang sama yaitu Raja Salomon atau Sulaiman, Salman, yang kesemuanya bermakna “damai” atau “perdamaian”.

Dari nama “Salomo, Salman, Sulaiman,   Solomon ( Ibrani ): damai, tenang. Naa-nama mengikuti dengan pengrtian sama adalah Salamen, Salamon, Salamun, Salaun, Salman, Salomo, Selim, Shelomah, Shlomo, Sol, Solamh, Solaman, Solly, Solmon, Soloman, SolomoNas, Sulaiman” kita mendapat turunan kata “Assalamu-alaikum” atau “shalom”, Syalom”, yang bermakna “damai bagimu”, “semoga damai dan selamat bagi rumah ini”.. dan seterusnya…

Jadi dengan fakta historis sedemikian, makin bebas (hati) pula kita menyebut nama-nama itu untuk dua tokoh berbeda waktu, namun “kebijaksanaannya” dahsyat dan diceritakan turun-temurun sebagai teladan hidup dalam dunia, negara, kerajaan, hingga wilayah privat.

Raja Salman adalah agenda kenegaraan: “Perjalanan damai Raja Salman” dan tim menaburkan ruh atau semangat perdamaian.

Jauh sebelumnya ( 930 sM), Raja Suleman dengan cara “damai” nan adiluhung bijak-bestari, menyelesaikan sengketa dua ibu yang memperebutkan seorang bayi.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun