Mohon tunggu...
Berthy B Rahawarin
Berthy B Rahawarin Mohon Tunggu... Dosen -

berthy b rahawarin, aktivis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

'Kuda Hitam' Bernama "Mayor Iron" Risma

10 Mei 2016   07:54 Diperbarui: 10 Mei 2016   10:36 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

'Mayor Iron' Risma

Setelah muncul banyak nama kandidat untuk eliminasi dan nominasi Pilkada DKI tahun 2017, muncul nama bu Risma, Tri Rismaharini, walikota Surabaya yang sungguh fenomenal. Oleh sejumlah pengamat, bu Risma menjadi salah satu kandidat paling kompetetif dan potensial di pilkada DKI 2017, entah yang dinominasi muncul dalam internal PDI-P maupun disandingkankan bersama kandidat-kandidat lain dari partai lain.

Orang nomor-1 Surabaya yang belakangan “ditarik-tarik ke bursa Pilkada DKI 2017” relatif cukup terasa efeknya dan disambut hangat pula oleh “publik Jakarta”. Munculnya nama Risma tentu bukan pertama kali ke publik Jakarta. Risma, the “Iron Lady” of Surabaya, diikenal secara nasional hingga internasional sebagai Walikota yang “merebut hati publiknya di Surabaya” bekerja menata kota Surabaya dengan “hati”. Keteguhan Risma untuk mengubah “perkampungan Dolly” dengan stigma ‘untouchable’ (tak-tersentuh) dan ‘unchangable’ (tak mungkin diubah lagi sejak penjajahan) salah satu indikator keteguhannya pada masa baktinya yang tambah meroketkan namanya.

Sejumlah kalangan berpendapat, termasuk pengamat politik Hanta Yudha, jika Risma Tri Harini lebih cepat dideklarasikan di Pilkada DKI oleh PDI-P, popularitas dan elektabilitas Risma paling kompetetif mendekati atau bahkan mungkin melampaui Ahok bila ada ‘testing in the water tertentu, sebelum benar-benar dideklarasikan.

Saya memiliki tiga catatan politik tentang munculnya nama bu Risma dalam Pilkada DKI:

Pertama, munculnya ‘kembali’ nama Risma  punya sengatan-politik bagi pemilih DKI, yang rata-rata dianggap ‘rasional daripada emosional’, Risma menjadi figur publik alternatif, di samping petahana Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok. Dalam Bahasa dunia sport Ahok, punya ‘sparing partner’  (latih-tandingsepadan (dalam ‘sesi latihan’), sebelum benar-benar jadi ‘real competitor’ di ring pilkada DKI 2017. Kehadiran dan isu The Iron Lady Risma lebih positif dan dianggap “sesuatu” (something).

Kedua, rekam-jejak Risma yang positif, kemudian jika disikapi positif public Jakarta, dibanding fase “black-campaign” hinggapenyerangan pribadi tertentu,yakampanye hitam terhadap pribadi Ahok, misalnya, akan tenggelam tak berbekas tergantikan figure positif, pekerja keras, dan berpeluang pula di DKI, dapat menciptakan suasana pilkada DKI 2017 menjadi pertarungan best of the best.

Ketiga, bagi PDI-P dan Ibu Mega, “sesi detik-detik” terakhir baru memutuskan, menempatkan puteri proklamator Soekarno menjadi “the King Maker”.Betapa pun sejumlah teman Ahok yang ‘alergi kronis’ terhadap partai politik, tidak terkecuali PDI-P, bagi Puteri Bung Karno, ya ibu Megawati, kalo “real competitor” Pilkada DKI nantinya, tertinggal Risma (puteri kandung politik PDI-P) dan Petahana Ahok (anak adopsi politik), demokrasi di Pilkada DKI akan sungguh real competition between/among best of the best, dan the great  promotor, bu Mega dapat berujar, “Nothing to lose, for I gain all ‘PDI-P’  final’. Karena semua kontestan, stake-holder Pemilukada DKI matanya juga tertuju ke Pilpres 2019 berikut.

Jadi, apa pun Mayor ‘Iron’ Risma adalah “Kuda Hitam” di tangan “the King Maker” bu Mega. Saya bermimpi indah ini pertarungan fair, terbuka, edukatif (pembelajaran) bagi kita semua warga Indonesia secara positif, khususnya warga DKI, bahwa ‘black campaign take no place, no gain”. Hanya mereka yang teguh dalam kebaikan dan kedewasaan (pikir dan perilaku)  yang berkompetisi sehat memperoleh kesempatan dan peluang di hati warga DKI. Bu Risma bisa jadi Kuda Hitam Pilkada DKI. Bagi petahana Ahok, kehadiran bu Risma dan kepala daerah yang lain di panggung Pilkada DKI menjadi keuntungan bagi warga DKI. 

Panggung Pilkada DKI  sedang jadi trending topic, ‘Mayor Risma’ dapat mengubah banyak ekspektasi politik pilkada DKI 2017, namun, suka tidak suka, kepastian langkah "kuda-hitam' Mayor Iron Risma, tergantung detik-detik terakhir “the King Maker”. Tik, tik, tik,....  menunggu detik terakhir deklarasi.

Penulis, pengajar Etika Politik President University, Jababeka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun