Mohon tunggu...
Berthy B Rahawarin
Berthy B Rahawarin Mohon Tunggu... Dosen -

berthy b rahawarin, aktivis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Survei Kompas Guncang Kiblat Politik Indonesia 2018-2019

23 April 2018   12:25 Diperbarui: 23 April 2018   16:20 3217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(TRIBUNNEWS / DANY PERMANA)

Jokowi menang telak dalam survei elektabiitas yang dilakukan oleh Litbang Kompas April 2018. Dari survei itu elektabilitas sang petahana berada dipucuk angka survei, sedangkan pesaingnya berada jauh di bawahnya.

Berdasarkan survei Litbang Kompas elektabilitas Jokowi mencapai 55,9 persen,  namun di pihak oposisi 'hanya' mencapai 14,1 persen. Hasil ini sebenarnya memunculkan fakta lain, yakni tidak lagi membangun political bargaining, selain mengubah prioritas-prioritas daripada berkompetisi dengan pemerintahan Jokowi yang dianggap telah sungguh meyakinkan rakyat Indonesia.

Selain itu hasil survei ini bisa saja akan segera memunculkan pelbagai spekulasi politik. Salah satu dan terutama tentang kesediaan Prabowo, misalnya untuk mempertimbangkan kembali tawaran menjadi cawapres Jokowi. Bagaimana, survei cukup mengguncang bukan?

Maklumlah, dalam pelbagai survei Prabowo menjadi capres dengan elektabilitas tertinggi setelah capres petahana Jokowi. Bahkan spekulasi kalau Prabowo hanya mau menjadi king maker untuk kandidat lain, hal yang ditolak gerbong partai besutannya Gerindra.

Tapi, Prabowo juga menjadi negarawan dengan tidak menjadi apa-apa, kecuali tidak mengikuti permintaan dirinya menjadi capres. Waktu rasional tiga bulan masih ditimbang-timbang Prabowo tentunya.

Di lain sisi, Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang terakhir diberitakan mempertimbangkan poros lain, selain 'poros-tengah' dapat berubah haluan. Meskipun relasi Demokrat dan PDI-P 'naik-turun' kehangatannya, SBY mungkin akan lebih realistis dengan hasil survei Kompas ini dan menentukan arah lebih realistis haluan partai besutannya.

Pemilukada-pemilukada (pemilihan umum kepala daerah) serentak yang dilaksanakan akan tampaknya akan terdampak pada partai pengusung dan pendukung the ruling party, ya, PDI-P dan partai-partai koalisinya.

Hasil survei Kompas akan mengubahpeta sertah arah koalisi partai-partai yang masih bimbang. Poros-tengah atau poros keempat, dengan sendirinya akan mungkin akan redup.

Hal terpenting, kompetisi menjadi cawapres Prabowo pun mungkin akan pudar untuk tidak dibilang 'bubar', setidaknya tidak digandrungi lagi (?).

Sebaliknya, kompetisi menjadi cawapres Jokowi akan kembali 'diserbu'. Tapi mungkin cawapres dan partai pendukung bersama pak Surya Paloh akan berujar, "Pak Jokowi tahu Cawapres".

PDI-P dan petahana Jokowi makin mantap berujar, "Syarat koalisi dan cawapres adalah 'syarat tanpa syarat'(?) Syaratnya memang tanpa syarat, itu lebih elegan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun