Mohon tunggu...
Berthy B. Rahawarin
Berthy B. Rahawarin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen President University, Cikarang

Maluku (SD-SMA 1971-1983) - STF-SP Manado (1983-1992). Jakarta (1993 - sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Rangkai Mutiara Nusantara di Kota Tual, Maluku

14 September 2022   04:34 Diperbarui: 6 Oktober 2022   09:25 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Preiden Joko “Jokowi” Widodo  menyempunakan  kata-kata para pujangga yang memuja kepulauan Nusantara “sebagai   untaian ratna "mutu manikam" di sepanjang "khatulistiwa”, dengan blusukan ke kota Mutiara Tual.

Dari jejak digital Blusukan Presiden Jokowi, “titik sambung ratna mutu manikam terakhir” Nusantara memang berada di sebelah tenggara Indonesia, yang berbatasan dengan Australia (Utara), ya kepulauan di Maluku Tenggara.

Presiden Jokowi sebenarnya sudah mengunjungi kota Ambon lebih dari sekali. Pada permulaan periode pertama presidensial,presiden Jokowi mengunjungi juga  kota Tidore dan menerima gelar nama Biji Nagara Madafolo yang berarti Yang Dipertuan Agung Anak Negara. Dan kurang lebih sebulan lalu, mengunjungi Kepulauan Tanimbar. Tentu, tidak cukup mudah bagi pembaca di luar Maluku yang kurang akrab dengan hamparan mutiara di Laut Banda dan Laut Arafura. Setidaknya, dari peta digital terlihat jejak blusukan Jokowi.

Memang, sementara hipotesis peneliti sejarah-antropologi Maluku berpandangan, bahwa kota Tual, sebagai kota Raja pertama adalah proyeksi ideologi Fala-raha di Maluku Utara untuk empat kerajaan arkaik dan terbesar Jailolo-Ternate-Tidore-Bacan oleh Empat Dinasti Fala Raha, yakni Tomagola, Tomaito, Marsaoli, Limatahu, abad ke-16,  ketika ekspansi  (pertama) Dinasti Tomagola dalam kekuasaan (kerajaan/kesultanan Ternate) sebagai Uli Lima dijalankan di kepulauan Kei. Namun ekspansi Ternate di bawah dinasti Tomagola tidak berlanjut. Baru pada akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19, Sultan Nuku di bawah panji Uli Siwa Tidore dari Dinasti Tomaito, melanjutkan ekspansi (kerajaan Tidore). Fakta dari hal itu, salah satu dari empatnya adalah Tidore (atau “Taadore” berarti kami telah tiba). Kota Tual, berasal dari kata aseli bahasa Kei “Tua”, artinya "kami tiba", disamakan atau setidaknya diasosiasikan dan diidentifikasikan dengan Tidore di Maluku Utara.

Meskipun sejarah kepulauan Kei banyak bercampur mitos sejarah lisan, jejak historisitas sebagai ditulis Rumphius, Valentijn, Ch. Frans van Fraassen, hingga  pemerhati sejarah (yang hakim)  Adnan Amal , dapat menguak sejumlah tabir sejarah proyeksi ideologi Fala-raha dalam masyarakat adat Kei, dituntun geneologi marga tertentu dan  kronologi yang butuh disusun dengan literature teruji.

Betapa pun historisitas Tidore dan Tua(l) sedang (akan) dijelaskan gamblang nantinya,letak geografis dan geopolitik dalam zamrud Khatulistiwa menghargai tinggi peristiwa historis kunjungan presiden Jokowi mengukuhkan kembali kesatuan wawasan Nusantara yang kadang serasa terganggu primordialisme irrasional.

Zamrud Khatulistiwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang dilalui oleh garis khatulistiwa. Letak astronomis Indonesia antara 6 derajat LU- 11 derajat LS dan 95 derajat BT - 141 derajat BT. Wilayah yang dilalui garis khatulistiwa secara persis adalah kota Pontianak, Kalimantan Barat. Zamrud khatulistiwa memiliki arti keindahan batu zamrud yang dilintasi garis khatulistiwa.

Dari Tual ke Kepulauan Aru

Alfred Russel Wallacea,(8 Januari 1823 -7 November 1913) antropolog pencetus Teori Evolusi yang dipopulerkan  Charles Darwin (12 February 1809 – 19 April 1882), menyebut Kepulauan Aru sebagai “Promised Land” (tanah terjanji), ucapan suci bermakna “tanah-kepulauan impian musafir peziarah karena kekayaan alamnya.”

 Meskipun kota Tual berjuluk “Kota Mutiara”, mutiara alami, bukan budidaya, dihasilkan Laut Aru, ya Arafura tempat Pahlawan Komodor Yoseph Soedarso dibombardir kapalnya oleh angkatan udara Belanda pada peristiwa Trikora atau penyatuan kembali Papua kedalam pangkuan RI tahun 1963.

 Dari jejak digital Blusukan Presiden Jokowi, “titik sambung ratna mutu manikam terakhir” Nusantara memang berada di sebelah tenggara Indonesia, berbatasan dengan Australia (Utara).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun