Mohon tunggu...
R Lail Agung
R Lail Agung Mohon Tunggu... Desainer - Pekerja Visual yang juga tertarik dengan dunia tulis-menulis

Tinggal di Jakbar kerja di Jakut, aslinya anak Selatan lebih tepatnya Palembang, Sumatera Selatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Story of Ray

10 September 2010   18:21 Diperbarui: 2 September 2022   14:47 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://unsplash.com/photos/e8HIDOsd8N8

Pagi itu Ray tiba-tiba terkejut bangun dari tidur karena bunyi nada dering ponselnya tanda ada pesan yang masuk,

 di raihnya ponsel di samping bantal lalu dibukanya isi dari pesan tersebut yang berisi sebagai berikut : 

"..Happy birthday Ray semoga panjang umur dan sehat selalu.." 

Pesan ucapan selamat ulang tahun itu datang dari seorang teman perempuannya, sekali lagi Ray menyipitkan mata untuk benar-benar melihat lebih jelas tanggal di ponsel untuk meyakinkan dirinya.

 " Ya Tuhan ternyata hari ini tanggal 13 November genap 20 tahun usiaku sekarang, entah apa lagi yang akan terjadi padaku setelah Ini.." ujar ray sambil menghela nafas.

Ray sengaja tidak mau mengingat hari kelahirannya karena ada suatu alasan yang membuatnya seperti ini, entahlah ia sangat benci dengan tanggal kelahiranya dan dia percaya sepenuhnya angka 13 adalah angka yang sial menurutnya. 

Lalu dia bangkit dari tidur dibukanya jendela kecil persegi empat itu dan seketika cahaya mentari menerobos masuk tanpa celah penghalang menyebar merasuki ruangan kamarnya yang kotor dan berantakan, dari luar terdengar hiruk-pikuk lalu lalang kendaraan yang mulai beraktivitas sebagai tanda rutinitas kehidupan dimulai kembali.

Ray kembali duduk di tepian tempat tidur dan menyalakan Rokok filter mengawali paginya hari ini, hisapan yang dalam sambil sesekali ia hembuskan bersamaan dengan helaan nafas panjang, perlahan matanya tertuju pada sebuah foto usang dan hampir buram karena dimakan zaman.

Ray bangkit dari duduknya mengambil foto yang terletak di atas meja disudut kamar itu dibersihkan debu-debu yang menempel sambil sesekali ia tiup, sekali lagi diamatinya cukup lama foto itu di dalamnya ada sosok seorang lelaki dan perempuan cantik berpelukan mesra, perempuan itu memiliki senyum tipis dan manis ia terlihat sangat bahagia sambil memegang tangan si lelaki yang terlihat sedang mengusap perutnya, dengan sangat jelas Ray mengenal sosok lelaki itu adalah ayahnya tetapi dia tak pernah melihat sosok perempuan itu bahkan dia tidak pernah sekalipun bertemu dengannya, sekali lagi diamatinya dalam-dalam foto itu tanpa sadar matanya mulai berkaca-kaca seperti menahan sesuatu yang hampir terjatuh bibirnya bergetar, Ray berkata pelan sambil menatap foto itu 

".. Seandainya aku tidak dilahirkan 20 tahun yang lalu.."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun