Mohon tunggu...
Berny Satria
Berny Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis bangsa

Bangsa yang Besar adalah yang berani berkorban bagi generasi berikutnya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tahun Hijriah sebagai Awal Merdeka?

12 September 2018   02:07 Diperbarui: 12 September 2018   09:30 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tahun Baru Hijriah merupakan momen yang bersejarah bagi umat Islam di seluruh dunia. Pada awalnya, tahun baru Islam digunakan untuk memperingati peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari kota Mekkah ke Madinah pada 622 Masehi.

Setelah 6 tahun wafatnya nabi Muhammad, Khalifah Umar bin Khatab menyadari bahwa pentingnya umat Islam memiliki patokan tahun sendiri sebagai titik tolak kebangkitan perjuangan pada era perintisan nabi Muhammad.

Maka dikumpulkanlah para sahabat, yang kemudian Ada yang  mengusulkan dimulainya tahun baru adalah ketika nabi Muhammad lahir, ada pula yang mengusulkan dimulai semenjak nabi Muhammad menerima wahyu.

Namun dari beberapa usulan yang muncul, Khalifah Umar bin Khatab menentukan atas usulan dari Ali Bin Abi Talib. Bahwa kalender Hijriyah Islam dimulai dari peristiwa hijrah nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah. Dan atas usulan dari Ali Bin Abi Thalib inilah sejarah Kalender agama Islam untuk pertama kali dibuat.

Peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah menjadi awal mula lahirnya Islam sebagai agama yang berjaya.

Hijrah merupakan tonggak kebangkitan Islam yang semula dicekam dalam suasana yang tidak kondusif di Mekkah disebabkan penguasa Mekkah hendak memadamkan perjuangan nabi Muhammad dan para sahabat untuk menegakkan hukum Tuhan.
Hijrah mengandung semangat perjuangan tanpa putus asa dan rasa optimisme yang tinggi, yaitu semangat berpindah dari tempat yang dilarang menuju tempat yang dihalalkan Tuhan.

Tempat yg dilarang dalam bahasa Arab disebut "Masjidil Haram".

Makna kata Masjid yakni:
MA = Tempat
SUJUD = mengabdi, beribadah.
Kata Masjid Artinya tempat mengabdi, bukan hanya sekadar bangunan yang berkubah, tetapi kata Masjid menurut tatanan bahasa Arab menunjukan tempat dimana manusia dapat mengabdi dengan merdeka terhadap apa yg diyakininya. Tempat mengabdi Kepada Allah adalah Masjidillah.

Tempat mengabdi yang dilarang Tuhan Kepada nabi Muhammad adalah Kota Mekkah. Maka Kota Mekkah disebut MASJIDIL HARAM, tempat yang terlarang untuk mengabdi. Bukan berarti tempat yang suci, karena suci dalam bahasa Arab adalah QUDDUS.

Hal ini disebabkan Kota Mekkah pada saat itu tidak memberikan ruang gerak yang Merdeka bagi pengikut nabi Muhammad untuk dapat menegakkan hukum Tuhan.

Ibarat tanaman-tanaman yang unggul, Jika kebun tempat tanaman itu tidak memberikan nutrisi dan ruang gerak bagi tanaman-tanaman itu, maka tanaman itu harus dipindahkan ke kebun yang lebih memungkinkan dari berbagai hal agar tanaman-tanaman itu bisa tumbuh menjadi besar menaungi segala makhluk. Dan tanaman-tanaman yang dipimpin oleh nabi Muhammad adalah tanaman Tuhan, umat Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun