Mohon tunggu...
Bernorth M
Bernorth M Mohon Tunggu... Administrasi - Volunter, Penulis, Pengembang Aplikasi

WWW.BONUSDEMOGRAFI-INSTITUTE.ORG Kopiholic # Untuk Kolaborasi, ide & saran email : bonusdemografi2020@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Konsep "Bioregionalisme" Dalam Menghadapi Tantangan Bonus Demografi

27 Februari 2020   02:29 Diperbarui: 27 Februari 2020   05:26 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gbr : https://all-free-download.com/

Jika masyarakat telah terdidik dengan baik menyangkut isu-isu pokok di atas terkait pemamfaatan pariwisata pesisir, jelas akan memberikan efek ekonomi berkelanjutan ramah lingkungan sehingga membuka kemungkinan untuk menampung banyak usia produktif layak kerja dengan kompetensinya masing-masing meningkatkan produktivitas (16 subsektor industri kreatif) tanpa harus kehilangan rasa nyaman lingkungan, tempat di mana ia bekerja.

Inilah sejatinya konsep bioregional yang seharusnya menjadi solusi progresif meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa akar rumput tanpa harus kehilangan bentuk alami zona tersebut.

Begitupun daerah daratan yang tidak memiliki pesisir, dapat menggali potensi-potensi wisata , baik dalam model desa wisata, agrowisata, ekowisata dan lain sebagainya.

Dan, masyarakat patut kritis dan awas jika ada pembukaan lahan luas, seperti yang sering terjadi pada konsesi hutan untuk perkebunan, yang sering peraturannya di langgar dan di "akali" banyak oknum pengusaha sehingga menimbulkan permasalahan salah satunya bencana asap yang tengah terjadi karena pembakaran pembukaan lahan.

Sekali lagi, adaptasi potensi daerah dan interaksi yang terjadi dalam sebuah ekosistem kehidupan kita sebagai manusia dan alam, sudah saatnya memiliki paradigma baru bukan lagi bersifat antroposentris, di mana jejaring alam sangat perlu kita lindungi karena alam sesungguhnya telah memberikan beragam sumber daya sehingga manusia sesungguhnya adalah bagian yang tidak dapat terpisah dari alam sampai kapanpun.

Political will dan tokoh-tokoh nasional, dan kaum muda yang peduli akan model pembangunan ini, perlu segera bergegas bergerak mewujudkannya demi keberlangsungan peradaban generasi anak bangsa di masa depan, bukan hanya sibuk berdebat, mengkritik serta berkoar cinta negara namun tidak memiliki revolusi solusi yang realistis.

Mungkin kita perlu merenung kembali nyanyian Gombloh, "lestari alamku" sebagai pertanda, bahwa Tuhan menitipkan Alam Nusantara yang Jaya dahulunya, bukannya menjadi rawan, sehingga burung-burungpun malu bernyanyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun