Mohon tunggu...
Bernardus ArisFerdinan
Bernardus ArisFerdinan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Saya adalah pribadi yang memiliki semangat belajar yang tinggi,tekun, dan bertanggung jawab terhadap tugas yang dipercayakan. Saya menyukai tantang dan berupaya untuk dapat menyelesaikannya dengan cara kreatif demi hasil yang terbaik.Bagi saya, kedisiplinan merupakan salah satu kunci untuk mau terus belajar dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Panggilan untuk Bersama Mendampingi Difabel

30 Oktober 2022   16:15 Diperbarui: 30 Oktober 2022   16:35 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Sosial mengunjungi pameran bundling Triplek/dok pribadi

"Jadilah pengungkit bagi mereka yang memiliki kemampuan khusus (difabel) sehingga kemampuan mereka dapat lebih optimal demi kehidupan yang lebih baik dikemudian hari."

Sabtu, 29 Oktober 2022, Universitas Katolik Darma Cendika kembali menyelenggarakan rangkaian seri Seminar Nasional V Characterpreneurship dengan judul "Bersama Mendampingi Difabel Karya Nyata Pembentukan Karakter dalam Entrepreneurship". 

Hadir sebagai keynote speaker adalah Dr. (H.C) Ir. Tri Rismaharini, M.T. (Menteri Sosial RI) dan 2 narasumber yaitu Dr. Alwi, M.Hum. (Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur) dan Prof. Dr. Budiyanto, M.Pd. (Kepala Pusat Studi Layanan Disabilitas UNESA). 

Rm. Adrian Adirejo, OP., S.Th.L., M.A., S.Th.D. (Rektor Universitas Katolik Darma Cendika) dalam sambutannya menyampaikan bahwa, setiap manusia tanpa terkecuali, pada dasarnya memiliki kemampuan dalam dirinya. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas bersama untuk dapat mengembangkan kemampuan tersebut.

Dalam pemaparannya, Ibu Risma menyampaikan beberapa karya nyata yang telah dilakukan oleh Kementrian Sosial Republik Indonesia dalam mendampingi penyandang difabel. 

Kementrian memiliki perhatian khusus kepada mereka yang menyandang difabel, pertama-tama untuk membantu mereka dalam meningkatkan kemampuan yang mungkin masih tersembunyi, demi masa depan yang lebih baik. 

Diakhir sesi, Ibu Risma menyampaikan pesan khusus bagi rekan-rekan difabel, "kalian bukan dif, kalian memiliki kemampuan yang sebenarnya mungkin belum disadari. Jangan pernah berhenti, jangan pernah lelah untuk menggapai apa yang diinginkan. Kalian harus berani menggapai cita. Tuhan akan membantu kita. Ayo maju jangan patah semangat, jangan sembunyi, jangan malu, dibalik itu semua kalian memiliki kemampuan dan kelebihan. Sukses selalu, Tuhan bersama kita."

Ibu Risma mengakhiri lawatannya di Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC) dengan menyaksikan praktik pembuatan perabot dari bundling triplek yang dilakukan oleh rekan-rekan dari roemah difabel semarang. UKDC secara khusus bekerjasama dengan roemah difabel dalam pemberian keterampilan pembuatan kursi dan meja dengan teknik bundling triplek.

Pendampingan secara khusus diberikan oleh Dr. Stephanus Prabani, dosen Program Studi Arsitektur UKDC, yang juga menjabat sebagai Kaprodi Arsitektur UKDC. Keterampilan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bagi para penyandang difabel dan dapat menjadi sumber pemasukan bagi mereka.

Selain Ibu Risma, turut memaparkan materi adalah Dr. Alwi, M.Hum. (Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur). Dalam pemaparan materinya, Bpk. Alwi menyampaikan terkait partisipasi pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mendampingi mereka yang difabel. "masih banyak problem yang dialami oleh rekan-rekan difabel. Problem-problem tersebut menjadi PR bersama, agar dapat terurai dan dapat menjadikan rekan-rekan difabel memiliki kesempatan yang sama." 

Pemaparan materi dari narasumber yang lain adalah Prof. Dr. Budiyanto, M.Pd. (Kepala Pusat Studi Layanan Disabilitas UNESA). Dalam pemaparan materinya, Prof. Budiyanto menyampaikan bahwa, "perlu ada pendampingan khusus bagi mereka yang difabel. Para tenaga pendamping, diperlukan keterampilan khusus terkait bagaimana mendampingi mereka yang difabel. Cara mendampingi pun berbeda-beda tergantung dari disabilitas yang dimiliki. Oleh karena itu, cara mendapingi yang baik, pertama-tama harus sesuai dengan tingkat disabilitas."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun