Mohon tunggu...
Rm. B.A. Rukiyanto SJ
Rm. B.A. Rukiyanto SJ Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Sanata Dharma

Imam Jesuit | Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta | Email: ruky@usd.ac.id | rukysj@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

14 Juni 2020   13:22 Diperbarui: 14 Juni 2020   13:23 1693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada 14 Juni ini umat Katolik merayakan Hari Raya Tubuh dan Kristus Yang Mahakudus. Perayaan Tubuh dan Darah Kristus ditujukan untuk menghormati Yesus yang sungguh-sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus.

Kehadiran nyata Kristus dalam Sakramen Mahakudus itu dikonfirmasi melalui Konsili Lateran IV pada 1215 dan ditegaskan kembali pada 1551 dalam Konsili Trente dengan istilah trans-substansiasi.

Katekismus Gereja Katolik (KGK) no. 1376 menjelaskan sekali lagi istilah trans-substansiasi: "melalui konsekrasi roti dan anggur, terjadi perubahan keseluruhan substansi roti menjadi substansi Tubuh Kristus Tuhan kita dan keseluruhan substansi anggur menjadi substansi Darah-Nya."

Latar belakang Perayaan ini

Perayaan ini sudah dimulai pada abad ke-13, tepatnya 8 September 1264, setalah Paus Urbanus IV mengeluarkan ajaran "Transiturus de hoc mundo." Penetapan perayaan ini didasarkan pada mukjizat Ekaristi yang dialami oleh Romo Peter dari Praha pada 1263.

Dalam peziarahannya ke Roma, Romo Peter singgah di Gereja St. Christina di Bolsena dan merayakan Ekaristi. Ia mempunyai keraguan serius tentang kehadiran nyata (realis praesentia) Kristus dalam Ekaristi.

Ketika konsekrasi, dari Hosti Kudus mengalirlah darah yang membasahi tangannya dan bahkan jatuh ke lantai. Hosti Kudus itu kemudian dibungkus dengan sebuah corporal (kain piala) dan dibawa menghadap Paus Urbanus IV.

Sebelum peristiwa itu terjadi, yang menjadi dasar dari perayaan ini adalah pengalaman-pengalaman mistik Santa Yuliana Cornillon (1193-1258), yang diyakini kebenarannya oleh Mgr. Robert de Thorete, Uskup Lige, Belgia pada 1247.

Pesan yang diterima melalui pengalaman mistik itu intinya Tuhan Yesus menghendaki agar misteri Tubuh dan Darah-Nya dihormati secara khusus karena semakin banyak umat beriman meragukan kehadiran-Nya yang nyata dalam Sakramen Mahakudus.

Pada masa itu di Eropa berkembang ajaran sesat (bidaah) Berengarianisme yang menyangkal kehadiran nyata Kristus dalam Ekaristi. Di samping itu, dengan merayakan dan menerima Tubuh dan Darah Kristus, umat beriman akan mendapatkan kekuatan hidup baru dan diteguhkan untuk berbagi kebaikan kepada sesama.

Sikap tidak hormat dan penodaan terhadap Sakramen Mahakudus hanya dapat dipulihkan berkat adorasi yang tulus dan mendalam terhadap Sakramen Mahakudus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun