Mohon tunggu...
Bernard  Ndruru
Bernard Ndruru Mohon Tunggu... Dosen - Pantha Rhei kai Uden Menei

Pengagum Ideologi Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Gaya 69, Menggelitik tapi Meluruskan Cara Berpikir

25 November 2019   21:24 Diperbarui: 26 November 2019   05:00 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: istockphoto

Pada hakekatnya, pola dan konstruksi berpikir, sangat menentukan tindakan setiap pribadi dalam mengambil keputusan dan melihat diri. Gaya 69, untuk sebagian orang akan diingatkan dengan "Tuan Sugiono" dari Jepang yang sarat dengan peran romantika dewasa.

Gaya 69 dalam hal ini, lebih kepada bagaimana melihat kebenaran secara jernih dan komprehensif dalam pelbagai sudut pandang. Angka 6 dan 9 secara teks dan konteks, memiliki makna yang berbeda. Tetapi bila diperhatikan sekilas, akan terkesan sama dan tidak ada bedanya, tergantung dari sisi mana kita melihatnya.

6 bisa menjadi 9 dan 9 bisa menjadi 6. Angka ini memuat dua sisi ambigiutas, bila tidak ditempatkan secara tepat.

Dialektika kebenaran menurut seorang bijak, tergantung peneguhan sikap atas kesepakatan yang diamini. Kebenaran itu universal, tidak parsial. Kebenaran itu berlaku untuk semua dan menjangkau semua yang ada. Secara filosofis, konsep kebenaran tidak hanya sebatas apa yang tersurat, tetapi juga tersirat.

Saat ini, bangsa kita sedang dilanda demam konsep kebenaran menurut versi subyektif. Setiap kelompok bahkan pribadi, berusaha menunjukkan bahwa konsep kebenaran yang diyakininya dalam pikiran, menjadi mutlak berhadapan dengan kebenaran universal. Dan inilah awal mula benturan yang menggiring pada chaos.

Bigot dan bagot adalah sahabat baik. Mereka adalah dua orang murid yang sangat menonjol di pelajaran matematika. Dalam satu waktu yang tak disangka, mereka terlibat perkelahian sengit yang membuat tubuh keduanya harus lebam dan berdarah-darah di sekujur tubuhnya. Hubungan persahabatan menjadi hancur, komunikasi keduanya menjadi putus.

Disinyalir bahwa, awal mula dari semua kejadian tersebut, hanyalah masalah sepele saja.

Bigot dikenal idealis. Sebab selama ini, ia merasa bahwa apapun yang ia kerjakan bersama bagot selalu benar dan mendapat pujian dari guru-gurunya di kelas. Sementara bagot, dikenal dengan sikapnya yang agak egois, selalu bersikukuh bahwa yang ia kerjakan bersama dengan bagot, benar karena sumbangan idenya.

Suatu siang, pada saat jam istrahat di kelas, bigot dan bagot terlibat dalam sebuah permainan tebak angka. Posisi keduanya saling berhadapan. Awalnya, bigot mengajak bagot untuk menebak angka yang dia tuliskan di atas meja, tepat di depan bagot. Bigot menulis angka 6 dan menyuruh bagot menebak, itu angka berapa.

Dengan cepat bagot menjawab, "Bi kamu bodoh banget yah, itu sudah pasti angka 9 lah."

Dengan cepat, bigot menyambar dan menjawab, "Ba, kamu yang paling blo'on, itu angka 6."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun