Mohon tunggu...
Bernard T. Wahyu Wiryanta
Bernard T. Wahyu Wiryanta Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Wildlife & Travel Photo Journalist

Wildlife & Travel Photo Journalist www.wildlifeindonesia.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Fluktuasi Harga Cabai Sudah dari Zaman Orde Baru

12 Januari 2017   02:16 Diperbarui: 12 Januari 2017   13:20 2183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang petani cabai memanen cabai merah di sentra cabai di Panjalu, Tasikmalaya, Jawa Barat (Foto: Bernard T.W.W)

Harga cabai mahal ini, di saat musim hujan berada di puncaknya, tidak ada yang bisa dengan “lancang” campur tangan. Ini hukum pasar! Petani pun berhak menikmati kerja kerasnya. Operasi pasar pun yang sempat diwacanakan pemerintah tidak bisa membantu. Operasi pasar, cabainya dari mana, ketika di mana-mana suplai cabai terbatas karena petani gagal panen?

Sekarang, ketika saya sudah tidak menanam cabai dan mendapati harga cabai sangat pedas, diatas Rp 100.000 saya tersenyum dan membayangkan para petani cabai berbahagia. Anak-anak mereka akan kuliah, cicilan motor dan mobil lunas, hutang pupuk di rentenir terbayar. Saya sebagai pemakan cabai, menanam beberapa pohon di pot bekas di halaman rumah. Dan saya menikmati tahu goreng yang panas dengan memetik “cabai jablay” yang pedas dari pot kecil yang saya taruh di meja, seperti Pak Harto ketika Sidang Kabinet Terbatas bidang Ekuwasbang dan Indag di Binagraha tahun 1996.

Bernard T. Wahyu Wiryanta
Pengamat Agribisnis, Anggota Dewan Pengurus Forum Kerjasama Agribisnis (FKA)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun