Mohon tunggu...
Bernadetha Wahyu A
Bernadetha Wahyu A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Andai, sebuah kata yang diperlukan untuk membantumu menerima hal-hal yang sulit diterima.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Manusia Serakah

18 Juni 2021   10:41 Diperbarui: 18 Juni 2021   10:53 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hitungan senyum tak pernah berhenti
Antara senang hingga untung
Rupa-rupa haus keserakahan, mempengaruhi
Iman untuk tersingkirkan

Isu menyulut tajamnya ego
Nurani tergugah bukan membelalakkan mata
Ikatan keruh mencabik isu tak berjemu

Butiran harap selalu abu-abu
Antara akrab hingga kalap
Hujan meramal tak berkesudahan
Alampun paham tujuan manusia melelap
Guntur seakan memperingati
Isyarat kesadaran meraup tobat
Arah sudah menanti bagi mereka yang berkutik

Akankah menanti dorongan angin malam,
Yang menembus tubuh penuh peluh?
Ombak mungkin tak mengizinkan

Beribu cara selalu hadir merampas keasrian
Erupan cahaya tergilas harap miliknya, kini
Renggang sudah hubungan yang jauh terbangun
Buahkan musuh demi kepuasan hati
Urusan semakin berdenyut keras
Arus mengalir menunjukkan titik terang
Tobat menanti melambai-lambai

Bisikkan nurani tak berjalan lancar
Artinya selalu ambil alih memakan waktu
Imbalan yang membutakan pikiran
Kokoh terbalik dengan isakan peran

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun