Mohon tunggu...
Bernadete Indah Kriestiana
Bernadete Indah Kriestiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Karyawati, ibu rumah tangga dan mahasiswa

Mahasiswa_Univ. Esa Unggul Mahasiswa_Univ. Siber Asia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terapi Bermain untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

24 Juli 2021   09:00 Diperbarui: 24 Juli 2021   10:54 1161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

Terapi Bermain

               Bila kita mendengar kata bermain yang ada dibenak kita adalah senang, tertawa, bahagia dan lain sebagainya. Ciri-ciri dari bermain adalah bila kegiatan tersebut dilakukan secara ikhlas dan dilakukan oleh keinginan diri sendiri bukan karena diminta oleh orang lain. Dan kegiatan itu  menyenangkan bagi dirinya. Dalam bermain juga ada unsur imajinasinya dan individu tersebut terlibat aktif di dalamnya baik fisik dan psikologis. Menurut Hurlock bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Sedangkan menurut White (dalam Landerht, 2001) mengutarakan bahwa permainan anak itu mampu membangun kepercayaan diri mereka terhadap lingkungan sekitar. Bila kita lihat definisi bermain oleh Freud (dalam Djiwandono, 2005) permainan sebagai suatu cara untuk mempelajari anak dan mainan untuk menarik anak agar mau mengikuti proses terapi. Berdasarkan definisi bermain diatas maka bermain ini dapat dijadikan terapi untuk menangani anak-anak yang bermasalah atau ABK. Menurut Schaefer & Reid terapi bermain merupakan salah satu cara untuk membangun dan menumbuhkan komunikasi bagi anak-anak yang bermasalah serta untuk dapat mengungkapkan permasalahan yang sedang dihadapi mereka. Menurut Landreth, 2002 terapi bermain  juga didefinisikan sebagai hubungan interpersonal yang dinamis antara anak dengan terapis yang terlatih dalam prosedur terapi bermain yang menyediakan materi permainan yang dipilih dan memfasilitasi perkembangan suatu hubungan yang aman bagi anak untuk sepenuhnya mengekspresikan dan mengeksplorasi dirinya (perasaan, fikiran, pengalaman dan perilakunya) melalui media bermain.

Manfaat Terapi Bermain

Dalam bermain anak mempunyai banyak keuntungan yaitu anak dapat belajar mengenai aspek sosial seperti mengembangkan sikap empati, rasa kebersamaan, bagaimana ia belajar menghormati, mempercayai, sportif, toleransi, disiplin pada peraturan, sportif dsb. Dengan demikian anak menjadi belajar bagaimana caranya bersosialisasi dalam berbagai situasi. Bagaimana ia peduli akan lingkungan sekitarnya. Bermain juga memberikan keuntungan dalam aspek intelektual sehingga mampu membantu anak untuk menstimulasi imaginasi anak, menstimulasi kreatifitas anak, serta mampu mengembangkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah. Terapi bermain mempunyai makna dan nilai yang sangat mendalam di dalamnya. Karena dengan melakukan terapi bermain ini anak akan mampu mengekspresikan perasaan mereka secara efektif, anak akan merasa diterima dan dikasihi, anak juga merasa lebih santai sehingga mampu menurunkan kecemasan dan mekanisme pertahanan diri mereka, anak juga akan mampu mengungkapkan perasaannya yang biasanya sulit untuk diungkapkan, anak juga mampu mengembangkan kemampuan sosialnya serta anak juga bisa untuk mencoba peran baru tanpa harus tertekan, mereka bisa mencobanya dengan aman melalui pendekatan penyelesaian masalah yang beragam.

            Terapi bermain dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu pendekatan psikoanalisis, pendekatan hubungan/relationship dan pendekatan terstruktur.

 

Pendekatan psikoanalisis

            Pada pendekatan psikoanalisis, keberhasilan terapi bermain diukur dari adanya motivasi dan kepercayaan akan keberhasilan dalam diri anak itu sendiri. Apabila motivasinya tinggi untuk berubah, mempunyai pemikiran yang terbuka terhadap pemikiran terapis dan terikat dalam proses asosiasi bebas maksudnya anak mampu bercerita tentang apa yang ada dipikirannya. Maka ekspresi dalam bermain dilakukan oleh anak secara non verbal dapat dilakukan. Bermain merupakan alat coping untuk menolong anak terhadap kecemasan mereka. Bermain memberi kesempatan anak mengulang dan mendalami kembali pengalaman hidup yang terlalu mengancam, terlalu sulit untuk diasimilasi ketika pertama terjadi. Bermain dapat memberikan masukan dan insight dalam pikiran, baik sadar dan tidak sadar, dari anak. bermain dapat menawarkan petunjuk mengenai masalah yang sedang dihadapi anak dan mekanisme yang digunakan anak untuk mengatasinya.

Pendekatan hubungan/ relationship

            Proses terapi dengan menggunakan pendekatan ini dengan cara melakukan penekanan pada proses interaksi antara anak dengan terapisnya. Terapis berusaha membangun rapport dengan menciptakan atmosfer penerimaan total (kehangatan, keterbukaan, penghargaan) terhadap anak. Apabila anak sudah dapat mengidentifikasi, mengekspresikan, dan menerima perasaannya, ia akan mampu mengintegrasikan dan memahami perasaannya. Tujuan utama dari terapi bermain ini adalah agar anak mampu mencapai kesadaran diri (self awareness) dan pengarahan diri (self direction).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun