Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berjumpa Puisi di Lorong Malam

13 Januari 2023   16:32 Diperbarui: 13 Januari 2023   18:40 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pexels.com/RAY BILCLIFF) 

Tadi malam aku berjumpa dengan puisi

Berjalan seorang diri, di sepinya lorong malam yang larut

Tidak seperti biasa, puisi tampak kusut, kotor dan tercium bau amarah yang sangat kuat

Dalam keremangan cahaya bulan separuh, sangat jelas, wajah puisi yang tirus, bahkan penuh dengan bercak-bercak kegeraman

Tak seperti biasa pula, tangan kanan puisi membawa sebuah keranjang, penuh sesak dengan unpatan dan makian yang hampir tunpah

Sepertinya siap dilontarkan pada dia entah siapa pembawa petaka

Pun di tangan kirinya, dua bilah kecewa dan putus asa ada dalam genggaman, ingin  dijatuhkan tapi keduanya tak mau lepas

Oh puisi... 

Mengapa kau didihkan angkaramu

Lebih baik ikat emosimu itu dengan simpul mati, lalu buang ke aliran sungai yang deras, biarkan dia hanyut dan bubar di lautan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun