Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Jangan Jadi Layangan, Jadi yang Lain Saja

28 Januari 2022   07:25 Diperbarui: 28 Januari 2022   19:11 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Layangan Putus  Detik.com)

Kisah dalam serial Layangan Putus merupakan kisah percintaan yang sangat memilukan. Keluarga yang terlihat mesra dan harmonis, dengan suami, istri dan seorang anak yang bahagia, ternyata dibayangi orang ketiga. Rumah tangga ini pun akhirnya luluh lantak dihempas badai perselingkuhan.

Hal yang cukup menarik dalam serial yang viral ini adalah adanya perumpamaan hubungan percintaan atau juga pernikahan yang diumpamakam seperti layang-layang. Memang ini hanya mimpi Kinan, tetapi penonton menangkap makna seperti itu.

Layang-layang merupakan sebuah alat permainan yang dimainkan dengan cara diterbangkan. Layang-layang terbuat dari gabungan komponen bahan yang tipis, kerangka dari bambu, juga benang atau tali.

Cara bermainnya terkesan mudah karena tinggal diterbangkan saja. Tetapi sebenarnya bermain layang-layang itu cukup sulit. Saya sendiri nggak pernah lulus main layangan. Jangankan bisa terbang tinggi, naikin aja nggak bisa.

Banyak faktor yang menentukan agar sebuah layangan bisa terbang tinggi. Angin, tempat, kualitas bahan layangan, pembuatan kerangka yang tepat, kualitas benang/tali layangan, juga keterampilan dan jam terbang si pemegang layangan merupakan beberapa faktor penentu sebuah layangan bisa terbang jauh mengejar awan.

Oleh karena itu, sepertinya sedikit berbahaya jika sebuah hubungan percintaan atau pernikahan diserupakan seperti layang-layang. Mengapa demikian? Paling tidak ada 5 alasan yang mendasarinya.

#1. Layang-layang tergolong ringkih.
Setahu saya, layangan harus terbuat dari bahan yang tipis dan ringan agar layangan bisa terbang. Akibatnya, bermainnya harus hati-hati agar tidak sobek. Begitu pula dalam penyimpanannya sebelum atau sesudah dimainkan.

Anak saya sering beli layang-layang kalau lagi musim layangan. Belinya nggak jauh-jauh, hanya di warung dekat rumah. Harganya juga cukup murah. Dengan modal 5 ribu, sudah dapat satu set layangan dengan benangnya.

Nah sebelum atau setelah dimainkan, menyimpannya harus hati-hati banget, karena kalau nggak bisa koyak.

Layangan juga rentan sobek saat dimainkan. Entah karena terkena ranting pohon atau tersangkut kabel-kabel yang menjuntai. Kalau sudah robek, apa daya tak berguna lagi dan berakhir di tempat sampah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun