Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tinggalkan Kesalahan di Masa Lalu, Kalau tak Ingin Lebih Menyesal Lagi

1 November 2022   19:52 Diperbarui: 2 November 2022   07:05 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Pexels.com/LUCAS RYCHVALSKY) 

Adalah diantara kita yang pernah merasa menyesal atas kehidupan kita? Menyesal atas sesuatu yang pernah terjadi dalam hidup kita? Atau menyesal atau sebuah keputusan yang berakibat fatal?

Saya rasa, sebagian besar kita pasti pernah menyesali kejadian tertentu dalam hidup kita. Apakah itu menyesal atas satu kejadian yang terjadi di luar kendali kita, penyesalan atas kesalahan yang kita buat sendiri, atau penyesalan atas satu pengambilan keputusan yang salah dalam msa hidup yang pernah kita lewati. 

Misalnya, menyesal karena lahir dan besar dalam keluarga yang broken, menyesal atas pendidikan yang tidak selesai, menyesal karena pernah terjerumus dalam pergaulan bebas, atau misalnya menyesal karena telah teledor dalam memilih pasngan hidup.

Apapun itu, yang pasti, kemungkinan besar setiap kita minimal pernah mengalami satu penyesalan dalam hidup ini. 

Penyesalan dapat menimpa siapa saja. Orang yang terlihat sukses secara materi sekalipun bisa saja memiliki penyesalan-penyesalan tertentu dalam hidupnya. 

Penyesalan bisa muncul satu kali saja lalu kemudian bisa dilupakan. Tetapi ada pula penyesalan yang datang berkali-kali bahkan terus-menerus atas satu atau beberapa hal yang sama.

Penyesalan yang terus dipupuk dan dipelihara, ibarat sesuatu yang terpendam dalam rongga pikiran, yang akan naik ke permukaan sewaktu-waktu bila ada pemicunya.

Saya sendiri jujur pernah merasakan penyesalan yang berlarut-larut atas pengambilan keputusan yang salah pada masa lalu. 

Salah satunya, saya menyesal karena merasa sudah memilih jurusan yang salah saat kuliah dulu. Lho kok bisa? Ya bisa, karena pada jaman itu distribusi informasi masih sangat terbatas, belum ada internet seperti sekarang. Sulit menggali informasi tentang dunia perkuliahan dan dunia kerja terlebih buat anak-anak dari daerah seperti saya. Akibatnya, minim pengetahuan tentang program studi yang hendak diambil. 

Walaupun saya tetap kuliah  dan tetap lulus jadi sarjana, tapi hati saya sesungguhnya tidak menyatu dengan apa yang saya pelajari saat kuliah tersebut. Saya kurang menikmati masa-masa kuliah saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun