Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Pengalaman Kena "Ghosting" dan Cara Menyikapinya

1 Maret 2021   05:53 Diperbarui: 1 Maret 2021   22:01 3198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ghosting (Sumber: www.theguardian.com)

Oke, kekesalan saya pada pembicaraan terakhir itu tidak pada tempatnya, dan terkesan kurang peka pada situasi yang tengah dia hadapi. Tetapi harusnya kami bisa duduk bersama dan membicarakannya. Kalau pun sudah tidak lagi merasa nyaman dengan hubungan kami, katakan saja, akhiri secara gentleman dan baik-baik. Bukan malah menghilang begitu saja.

Saya tidak pernah tahu dan tidak pernah mau tahu apa sebab doi menghilang begitu saja. Apakah karena pertengkaran itu, atau karena hal lain.

Dalam kondisi ini, bisa dikatakan saya menjadi korban ghsoting, karena dia yang menutup telepon lebih dahulu, lalu menghilang tanpa kabar.

***

Hal itu kini hanya menjadi cerita usang. Saya dan mantan kini berteman di Facebook. Hanya sekadar berteman.

Karena ketika mantan ingin meningkatkan intensitas komunikasi dengan bertukar nomor telepon, saya menolak. Tidak ada urgensinya bertukar nomor telepon. Saya sudah berkomitmen untuk menjaga hati saya hanya untuk suami tercinta.

Berkaca dari pengalaman tersebut, saya merekomendasikan beberapa hal yang sebaiknya dilakukan bila pembaca mengalami kejadian serupa, menjadi korban ghosting pasangan.

1. Melupakan dia
Ini yang saya lakukan ketika itu. Memasuki bulan kedua setelah tak ada lagi komunikasi, saya memutuskan untuk berhenti mengharapkan doi menghubungi saya. Saya pun memutuskan untuk melupakannya. Apakah sulit? Nope.

Ternyata bila sudah memiliki tekad kuat, mudah sekali melupakan mantan. Tanamkan saja di pikiran dan hati : pergi satu, datang sepuluh, hehehe...

Boleh saja seandainya mau mencoba mencari tahu keberadaan mantan atau mencoba menghubunginya. Tetapi jangan berlama-lama dalam keadaan tersebut. Tentukan batas waktunya. Bila hingga tenggat waktu yang kita tentukan, mantan tetap tidak bisa dihubungi, di titik itu kita harus berhenti mengingat dan mengharapkannya. 

Beri juga batas toleran pada tindakannya. Seandainya si doi akhirnya bisa dihubungi, namun sikapnya tidak menunjukkan itikad kuat untuk menjalin hubungan kembali, jangan paksakan. Jangan menaruh penghargaan atau perasaan lebih pada orang yang tidak menghargai perasaan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun