Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kapal Diterjang Badai dan Tatanan yang Tergesa-gesa

8 Oktober 2020   22:50 Diperbarui: 9 Oktober 2020   17:29 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber : Flickr.com/Simplicio Stella)

Kapal besar ini
sedang terombang-ambing di tengah badai
yang belum terlihat kan mereda
bahkan kian waktu, kian menunjukkan tajinya
menggiring kabar terus bertambahnya mereka
yang tak kuasa menahan terjangan prahara

Di kapal ini
penumpang berada dalam lingkaran ketakutan
berjuang menjaga diri dan orang-orang terkasih
dari si sampar menakutkan
yang datang mendahului angin topan

Sebagian pun sedang kehilangan harapan

Badai yang dahsyat mengguncangkan sedemikian hebat
menjadikan sebagian mereka di kelas ekonomi
terhempas tak karuan
luluh lantak berantakan
disusul kehilangan tiket
tuk mendapatkan pelayanan
Juga kesempatan untuk antre jatah makanan

Mereka kebingungan, saling berpandangan
Mereka kepayahan, terseok-seok mencari pertolongan
minim bantuan
Mereka menuju sekarat

Sementara
Mereka nun berada di ruang kemudi
yang konon katanya berjanji
akan bekerja menurut hati nurani
seperti tak menyadari situasi
bahkan tiada ragu memutuskan bersama
tatanan keberpihakan solid
pada segelintir penumpang kabin kelas wahid
aturan yang mengebiri hak-hak hidup
menyudutkan
berpotensi menciptakan kesenjangan semakin lebar antarkelas
antara sang empunya dan mereka yang menghamba

Sebagian di bawah bertanya-tanya
Mengapa harus sekarang...?
Begitu mendesakkah..
ketetapan tergesa-gesa
Angin ribut bahkan masih mendera
Sebagian besar penumpang pun tengah bertarung kalut
bergulat demi hidup terus berlanjut

_____

Jakarta, 8 Okt 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun