Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sudahkah PJJ di Sekolah Putra Putri Anda Lebih Baik dari Sebelumnya?

22 Juli 2020   16:53 Diperbarui: 24 Juli 2020   10:14 1559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melihat tayangan video bidang studi IPS (Dokumentasi Martha Weda)

Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tahun ajaran baru 2020 telah memasuki minggu kedua. Kegiatan belajar mengajar pun mulai intensif meski tidak ada tatap muka langsung antara siswa dengan para pendidik.

Pukul 6.30 pagi, si ganteng, anak saya dan juga teman-temannya sudah wajib absen di Google Classroom, dengan menulis nama dan nomor absen. Ada rentang waktu 1 jam hingga pukul 7.30 untuk siswa absen.

Apabila ada agenda tatap muka melalui aplikasi Zoom di hari tersebut, siswa diminta untuk mulai registrasi dari pukul 7.30, untuk tatap muka yang dimulai pukul 8.00. Waktu belajar sendiri dimulai pukul 8 pagi dan berakhir pukul 12.30.

Terlihat perbedaan signifikan antara PJJ di awal pandemi dengan PJJ di tahun ajaran baru ini. Bila di awal pandemi PJJ semata-mata berupa penugasan tiada henti tanpa tatap muka virtual siswa dan guru. 

PJJ kali ini jauh lebih berkembang, bervariasi dan inovatif. Kegiatan belajar juga layaknya seperti belajar di sekolah. Jadwal pelajaran dari Senin hingga Jumat pun sedari awal telah diberikan.

Dalam satu hari, ada 2-3 bidang studi yang diagendakan, dengan durasi belajar setiap bidang studi antara satu sampai dua jam. Ada pula waktu istirahat seperti di sekolah. Dua kali, masing-masing 15 menit.

Untuk setiap mata pelajaran, akan ada link video yang dibagikan ke siswa setiap hari. Link video ini harus segera diakses siswa sesuai waktu dalam jadwal harian yang telah ditetapkan. Durasi video antara 20-40 menit, tergantung bidang studinya.

Video-video yang ditayangkan sejauh ini cukup menarik. Tidak hanya memperlihatkan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran, namun juga berisi gambar-gambar dan tayangan-tayangan yang mendukung materi tersebut.

Untuk pelajaran IPS misalnya, sesuai dengan materi yang ada di buku Tematik 6A, dalam video tersebut guru menunjukkan dan menjelaskan sedikit tentang peta dunia, peta Indonesia, kehidupan sosial budaya negara-negara yang menjadi anggota ASEAN yang dilengkapi dengan gambar bendera negara-negara tersebut, serta penayangan cuplikan acara pembukaan Pesta Olahraga Sea Games dan Asean Games yang pernah berlangsung di Indonesia.

Saya melihat si ganteng sangat antusias mengikutinya. Selepas penayangan video, kadang-kadang ada tugas susulan yang harus dikerjakan saat itu juga, tetapi jumlahnya tidak banyak. PR pun masih sedikit.

Untuk guru yang mengampu bidang studi juga berbeda dengan tahun-tahun ajaran sebelumnya. Bila dulu wali kelas bertugas mengampu lebih dari separuh bidang studi yang ada, kecuali pelajaran Agama, PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan), Bahasa Inggris dan Komputer yang masing-masing memiliki guru tersendiri. Maka sekarang terjadi pembagian tugas.

Di sekolah si ganteng, kelas 6 ada empat kelas, terdiri dari kelas 6a sampai 6d. Untuk PJJ kali ini, setiap wali kelas hanya bertanggung jawab pada satu atau dua bidang studi, dan mengajar di semua kelas dari 6a sampai 6d. 

Wali kelas si ganteng, misalnya, hanya mengampu pelajaran Bahasa Indonesia dan PLBJ (Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta) dan mengajar di semua kelas 6.

Adanya pembagian tugas ini sepertinya ditujukan agar perhatian guru tidak terbagi-bagi atas banyaknya pelajaran. Metode ini juga mempermudah guru dalam menyiapkan materi. 

Saya pun percaya metode ini dapat meningkatkan kinerja guru dalam menyiapkan materi yang lebih kreati, inovatif, dan komprehensif. Apalagi penyampaian semua materi dari semua bidang studi tersebut dalam bentuk tayangan video atau pertemuan melalui aplikasi Zoom. Tentunya guru memerlukan usaha dan konsentrasi yang lebih besar dari waktu-waktu sebelumnya guna menyiapkannya.

Saya sendiri sebagai orangtua mempunyai tugas tambahan, mendampingi anak. Walaupun si ganteng sudah mulai lancar mengoperasikan berbagai aplikasi yang berkaitan dengan PJJ, dan sudah lebih mandiri dalam belajar. Namun demikian ada saja hal baru yang tidak dia mengerti yang memaksa saya turun tangan sewaktu-waktu.

Situasi saat ini memang menuntut orangtua untuk cepat meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan teknologi, juga meningkatkan kecakapan ilmu pengetahuan, agar mampu membantu anak dalam PJJ.

Guru hanya mampu mengarahkan dari jauh. Sejatinya orangtua yang berperan sebagai pendidik yang benar-benar nyata ada di samping anak.

Saya sendiri mengapresiasi kinerja pihak sekolah dan guru-guru si ganteng, yang dalam waktu kurang dari empat bulan bekerja cepat dan mampu menerapkan metode PJJ yang jauh lebih baik dari tahun ajaran sebelumnya.

Sudah selayaknya demikian. Apalagi sekolah swasta seperti tempat si ganteng menuntut ilmu, di mana orangtua mandiri dalam segala bentuk pembiayaan pendidikan anaknya. Harus ada manfaat nyata yang dirasakan murid dan orangtua.

Kembali ke judul di atas. Tentunya ayah dan bunda bisa menilai sendiri. Sudahkan PJJ yang diterapkan di sekolah putra putri Anda di tahun ajaran baru ini lebih baik dari PJJ di awal pandemi?

Seberapapun kemajuannya, mari kita dukung dan kita apresiasi upaya keras para guru di tengah-tengah pandemi ini untuk mencerdaskan anak-anak bangsa.

Tabik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun