Ada dan keberadaanmu istimewa. Pilihan di suatu masa. Bersinar bagai porselen kaca. Kemilau laksana permata. Dipuja berpasang-pasang mata.
Jalanmu bebas hambatan. Mendaki tanpa beban. Ayunan langkahmu ringan. Setiap senyuman mengundang decak kekaguman.
Tak terkira penerang yang menemani. Seribu bintang jadi saksi. Rembulan pun iri, kau tak pernah sendiri.
Sayang sungguh sayang. Cakrawala tak cukup luas, samudera tak cukup dalam, untukmu merasa puas, dan tinggal diam. Kau tergoda berpetualang. Menempuh jalan menyimpang. Sempit tanpa penerang. Berbatu dan penuh lubang. Hingga di kaki berjajar luka meradang.Â
Sayang tak bisa diulang. Kau ingin pulang, namun tak ada jalan balik ke belakang. Kepintaran jadi karatan. Kecantikan tergerus penderitaan. Kelebihan akan tinggal kenangan.
Sayang, namun masih terbit benderang. Mentari selalu datang dan pulang. Janjinya tak pernah lekang.Â
Hempaskan yang di belakang. Begerak ke seberang, menyibak gelap mengejar terang.Â
Sayang, namun selama tirai masih terbuka, panggung harus tetap menyajikan pertunjukan. Patahkan carang-carang ketakutan. Bakar ranting-ranting kering keegoisan. Biarkan tumbuh tunas-tunas kekuatan, segarkan kembali pucuk-pucuk keyakinan.Â
Karena Dia telah berjanji,
masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.
________
Jkt, 27 Mei 2020